Sering kita mendengar bahwa “menunggu adalah pekerjaan yang membosankan. ”Tapi sebenarnya, “ menunggu dan suka cita” merupakan dua hal yang bisa saling berkaitan erat. Kita bisa lihat hal ini dari apa yang dikatakan dalam Zefanya 3:14-20 dan juga dalam Yesaya 12:2-6 tentang penantian yang besar, penantianakan Sang Mesias yang pastinya memberikan arti yang luar biasa bagi dunia ini. Janji-Nya tidak sekedar janji, namun Dia yang pernah hadir secara nyata bagi bangsa-bangsa akan tetap ada di tengah-tengah umat-Nya. Di sini kita ketahui bagaimana umat dalam penantian atau masa menunggu penggenapan janji Allah, pemerintahan yang akan diperintah oleh Mesias sendiri.
Bagaimana masa penantian itu diisi dengan puji-pujian. Karena memang bagian dari Yesaya ini dipahami sebagai salah satu lagu pujian. Dalam masa penantian tidak akan menjadi masa yang membosankan tatkala kita sendiri tahu apa yang akan didapatkan dalam penantian tersebut. Melalui Yesaya ini kita juga diajak untuk senantiasa menantikan Tuhan.
Masa ini adalah masa penantian dalam iman, pengharapan akan kedatangan Tuhan kembali. Penantian yang dijalani dengan tekun dalam doa. Kedatangan Tuhan itu juga yang membawa umat senantiasa menyanyikan nyanyian pujian atas kebaikan Tuhan.Bagaimana kebaikan-Nyanyata, Dia yang telah memberikan pengampunan bagi kita. Membawa kita kepada pembebasan tidak lagi dikuasai oleh dosa, musuh telah dikalahkan. Saat Tuhan di tengah-tengah umat dapat juga diartikan Dia memberkati persekutuan umat dalam kasih karunia dan pertolongan-Nya. Namun puncak sukacita adalah pada hari dimana Tuhan Allah menyatakan sepenuhnya akan kemuliaanNya dan keberadaanNya di bumi ini. Itulah Tuhan yang berada di tengah-tengah umat. Ungkapan yang juga disampaikan Paulus dalamFilipi 4 : 4-7, yang seringdisebutsebagai “suratsukacita,” bagaimanasukacita yang Paulus rasakan. Sukacitasebagai orang percaya kepada Kristus karena mengingatakan segala kebaikan-Nya, kasih-Nya, dan janji-Nya. Janji-Nya yang akan datang sewaktu-waktu bukanlah sebagai ketakutan bagi umat. Janji kedatangan-Nya itulah yang sebenarnya mengingatkan kita untuk senantiasa berjaga dan bersiap. Mempersiapkan segala kehidupan yang tiap saat bisa menerima kedatangan-Nya tanpa harus ada yang terlupakan. Untuk itulah kita juga tida kakan kuatirkapanhari-Nya tersebut. Asalkitasenantiasabertekundalamdoa. Sebab doa juga membawa kita untuk bisa : senantiasa tekun, diperbarui dalam iman, dan dalam kesetiaan. Dalam doa yang diungkapkan dalam ketulusan dan juga sebagai tindak pertobatan .Seperti halnya yang disampaikan dalam Lukas 3 : 7-18 menegaskan tentang pesan yang diberikan kepada umat bagaimana pertobatan yang sejati haruslah diikuti dengan buah kebenaran hasil pertobatan tersebut. Iman yang memangsungguh-sungguh menyelamatkan. Bagaimana pertobatan tersebut harus nyata dalam kehidupan dengan meninggalkan dosa serta menghasilkan kesalehan hidup. Saat kita sudah mengakupercaya kepada Kristus namun kehidupan kita tidak menghasilkan buah yang baik, seperti halnya pohon yang pasti akan ditebang dan dicambakkan kedalam api. Karena pohon tersebut tiada memberikan hasil yang diharapkan. Sehingga dapat kita pahami saat penantian dalam menanti janji-Nya membutuhkan upayaya itu Doa-Pertobatan-Buah (Tindak nyata)-Sukacita.