Persiapan merupakan hal yang biasa kita lakukan ketika menyambut kedatangan tamu. Semakin penting tamu yang akan kita datang, maka persiapan juga akan dilakukan sebaik-baiknya. Dalam masa adven ini, kita kembali merenungkan tentang kedatangan Tuhan dalam kehidupan kita. Tuhan “sudah”, “sedang” dan “akan” datang kembali. Oleh karena itu, kehidupan ini merupakan persiapan dalam kita menyambut kedatangan-Nya. Yohanes yang menjadi utusan Tuhan untuk mempersiapkan kedatangan-Nya menyerukan bahwa seseorang (Tuhan Yesus) yang akan datang itu adalah seseorang yang sangat mulia. Dalam Markus 1:7 dikatakan “Sesudah aku akan datang Ia yang lebih berkuasa daripadaku, membungkuk dan membuka tali kasut-Nya pun aku tidak layak.” Membuka tali kasut merupakan pekerjaan yang sangat hina, yang hanya pantas dikerjakan seorang budak. Bahkan seorang murid bisa melakukan apa saja untuk gurunya seperti seorang budak, kecuali membuka tali kasut. Yohanes mengatakan bahwa dia sangat tidak layak berhadapan dengan Tuhan, bahkan untuk melakukan pekerjaan seorang budak pun ia merasa tidak layak. Pengenalan akan siapa dan bagaimana Tuhan yang dinantikan tersebut seharusnya membuat manusia melakukan persiapan dengan sebaik-baiknya. Oleh karena itu, Yohanes menyerukan: “Bertobatlah dan berilah dirimu dibaptis.” Penyucian merupakan syarat mutlak agar kita layak untuk menyambut kedatangan-Nya. Baptisan merupakan simbol yang dipakai ketika seseorang memberikan diri untuk disucikan. Dahulu baptisan ini hanya diberikan kepada para proselit, yaitu orang-orang yang ingin masuk ke dalam kepercayaan Yahudi. Orang non Yahudi ini harus disucikan untuk masuk menjadi bagian dari Orang Yahudi. Sementara Orang Yahudi sendiri (Orang Israel) tidak pernah dibaptis karena mereka sudah menjadi milik Allah. Namun demikian, Yohanes mengatakan bahwa semua orang harus dibaptis (disucikan) agar layak untuk menyambut kedatangan Tuhan. Apa yang dilakukan oleh Yohanes ini merupakan penggenapan dari nubuat Nabi Yesaya dalam Yesaya 40. Yesaya mengatakan bahwa Tuhan akan datang untuk menolong dan menyelamatkan umatNya. Kedatangan Tuhan akan didahului dengan suara yang berseru-seru agar umat mempersiapkan jalan bagi kedatanganNya tersebut.

Dalam 2 Petrus 3:8-15a dikatakan bahwa Tuhan itu pasti datang. Jika Tuhan tidak segera datang, bukan berarti Tuhan tidak jadi datang. Waktu yang masih diberikan Tuhan ini sebenarnya kesempatan bagi manusia yang masih tersedia agar dia bisa bertobat sehingga siap menyambut kedatangan Tuhan. Kedahsyatan kedatangan Tuhan yang dikatakan: “langit akan lenyap dengan gemuruh yang dahsyat dan unsur-unsur dunia akan hangus dalam nyala api, dan bumi dan segala yang ada di atasnya akan hilang lenyap”, seharusnya menguatkan keyakinan kita bahwa kehidupan kita harus benar-benar suci dan saleh. Dengan demikian, kita akan siap menyambut kedatangan Tuhan. Pada saat itu, kita akan menerima janji Tuhan tentang langit yang baru dan bumi yang baru, dimana terdapat kebenaran.

Leave a Comment

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.