Menjadi orang kristen sejati tidaklah mudah, karena sering diperhadapkan dengan berbagai tantangan di dalam menjaga dan mempertahankan iman. Ketika datang penderitaan, iman seseorang bisa menjadi lemah. Penderitaan bisa menimbulkan sebuah pertanyaan akan kasih Tuhan di dalam hidup. Namun ketika seseorang mampu bertahan dalam penderitaan, maka imannya semakin teruji. Menurut penulis surat Ibrani, penderitaan yang dihadapi oleh orang-orang Kristen merupakan hal yang positif.

Kesengsaraan seharusnya tidak mengaburkan kasih Allah. Tidak ada seorang pun yang senang menderita, namun demikian penderitaan merupakan suatu hal yang dirasakan atau bahkan tidak bisa dihindari dalam kehidupan. Respon kita ketika menghadapi persoalan merupakan hal yang penting. Memilih lari dari persoalan atau menghadapi dengan iman teguh kepada Tuhan. Penulis Kitab Ibrani mengundang kepada para pembacanya supaya dapat tetap menjaga imannya kepada Tuhan Yesus serta setia sampai akhir. Keyakinan iman kepada Tuhan Allah dalam hidup membuat Gideon, Barak, Simson, Yefta, Daud, Samuel dan para nabi dikenang sebagai teladan orang setia dan kuat di dalam iman.

Firman Tuhan hari ini juga mengingatkan kepada kita bahwa ketika kita menjadi seorang yang percaya kepada Tuhan Yesus, kita juga seharusnya menyiapkan diri untuk menempuh jalan salib. Jalan salib adalah jalan penderitaan yang tidak mudah untuk dijalani. Pergumulan batin dan sikap menghamba kepada Yesus berpadanan dengan kesiapan hidup menderita di jalan salib. Panggilan Tuhan atas orang percaya adalah untuk mengabarkan kabar sukacita dalam kesetiaaan. Mengikut Tuhan pun diperlukan kesetiaan karena dibutuhkan perjuangan untuk menjalani hidup sebagai orang percaya. Di dalamnya ada tuntutan untuk tetap belajar setia, untuk tetap membawa pengharapan bahwa Tuhan memiliki rencana yang indah atas hidup kita. Tetaplah memandang Yesus yang memberikan penyertaan dan pengharapan melalui jalan penderitaan. Kesetiaan dan kasih-Nya sungguh luar biasa untuk setiap orang yang percaya dan menyerahkan hidupnya kepada Tuhan.

Dalam firman Tuhan maupun sejarah gereja dikisahkan ada banyak tokoh-tokoh iman yang setia di dalam iman, sekalipun dia harus menderita, dikejar-kejar, dianiaya, dipenjarakan bahkan dibunuh dengan cara yang mengerikan. Mereka adalah orang-orang yang berjuang untuk bertahan dalam iman di tengah derita. Saat ini, penderitaan menjadi orang percaya mungkin dalam bentuk yang berbeda. Misalnya, kesulitan untuk bisa mendirikan rumah ibadat, tidak bisa beribadah dengan tenang dan aman, tidak mudah untuk mendapatkan kenaikan jabatan, atau bentuk lainnnya. Namun seperti halnya tanah liat yang harus diproses dengan dipukul dan dibakar untuk menjadi sebuah keramik yang indah, demikian iman kita diproses dalam penderitaan, sehingga nyata bahwa setiap ujian yang datang semakin memperteguh dan menguatkan iman kita kepada Tuhan.

Leave a Comment

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.