Sejak Allah menegakkan kerajaan bagi Israel di bawah pimpinan Raja Daud, Allah tidak pernah membiarkan umat-Nya berjalan sendirian. Allah merenda rancangan damai sejahtera bagi umat-Nya. Allah menubuatkan tegaknya keluarga Daud dan kokohnya pemerintahannya. Ketika Daud merasa bahwa Kerajaan Israel telah aman, Daud berpikir untuk membangun rumah bagi Tuhan. Keinginan ini terkait erat dengan keberadaan Tabut Perjanjian sebagai lambang kehadiran Tuhan. Menanggapi hal tersebut, Tuhan mengatakan bahwa Dialah yang akan membangun keturunan bagi Daud. Kata “rumah” yang dalam Bahasa Ibrani “bayit” bisa berarti rumah atau keluarga. Bukan Daud yang akan menegakkan rumah bagi Tuhan, tetapi Tuhanlah yang akan menegakkan rumah/keluarga Daud. Dan dari keluarga Daud itulah, Tuhan akan memberikan keturunan yang akan mendirikan bait bagi Allah. Ini adalah janji yang sangat luas. Janji bagi Irsael, janji bagi Daud, janji bagi tahta Kerajaan Allah di dunia ini, dan janji bagi seluruh umat Tuhan sepanjang masa. Tuhan berjanji bahwa Dialah yang akan menegakkan tempat bagi umat-Nya untuk berdiam dengan tenteram dan tidak diganggu musuh-musuhnya.
Awalnya, Janji Tuhan itu nampak dinyatakan dengan bertahtanya Raja Salomo menggantikan Daud. Salomo memang membawa Israel pada masa keemasan. Namun nyatanya, Israel kemudian terpecah dan jatuh dalam kekuasaan bangsa lain. Oleh karena itu, janji Tuhan akhirnya dipahami sebagai bersifat eskatologis, yang berlaku untuk masa yang akan datang. Gema tentang janji Tuhan itulah yang terus diajarkan kepada umat Israel. Seiring dengan berjalannya waktu, cita-cita akan kebangkitan kembali Kerajaan Israel seperti pada zaman Raja Daud bisa dikatakan tidak pernah terwujud kembali. Hingga pada akhirnya, datanglah malaikat Tuhan kepada seorang gadis muda bernama Maria. Maria dinyatakan sebagai seorang perempuan yang paling diberkati Allah di antara semua perempuan. Dalam Lukas 1:26-38 dikatakan bahwa Allah memilih Maria untuk menggenapi janjinya kepada Daud. Yusuf (tunangan Maria) adalah Anak Daud melalui Salomo, sementara Maria adalah keturunan Daud melalui Natan. Kelahiran Tuhan Yesus melalui Maria telah menggenapi janji Allah untuk menegakkan “takhta” kerajaan Daud. Namun Kerajaan yang diusung oleh Tuhan Yesus bukanlah kerajaan politik, melainkan lebih kepada arti teologis, yaitu pemerintahan Allah. Kerajaan yang tidak hanya melingkupi bekas tanah perjanjian, melainkan melingkupi seluruh dunia. Dalam minggu adven ke-empat ini, kita menyalakan lilin berwarna ungu (Candle of Love/Angle candle) yang artinya lilin kasih atau lilin malaikat. Lilin ini menyimbolkan kedamaian, seperti yang dinyatakan malaikat Tuhan : “Damai sejahtera di bumi di antara manusia yang berkenan kepada-Nya.” (Lukas 2:14). Simbolisasi lilin adven ke-empat juga mengingatkan berita malaikat dalam Lukas 1:32&33.