Hari ini kita memasuki hari raya pembaptisan Tuhan Yesus di Sungai Yordan. Dalam peristiwa baptisan ini, Tuhan Yesus mendapat gelar “Kristus” atau “Yang Diurapi”. Kehadiran-Nya sebagai Mesias, Sang Juru Selamat diteguhkan. Peneguhan karya Tuhan Yesus di dunia terjadi setelah peristiwa baptisan. Langit terkoyak, Roh seperti burung merpati turun ke atas-Nya, dan terdengar suara dari sorga, “Engkaulah Anak yang Kukasihi, kepada-Mulah Aku berkenan.”
Peristiwa pembaptisan Tuhan Yesus di sungai Yordan merupakan peristiwa yang unik karena Allah menyatakan Anak-Nya untuk menyelamatkan dunia. Ketika merenungkan makna pembaptisan Tuhan Yesus ini, ada beberapa makna yang dapat kita ambil sebagai orang-orang yang telah menerima baptisan dalam nama Bapa, Anak dan Roh Kudus, yaitu:
1. Teladan kerendahan hati
Yohanes Pembaptis menyatakan berita: “Bertobatlah dan berilah dirimu dibaptis dan Allah akan mengampuni dosamu.” Yohanes menyatakan bahwa baptisannya diberikan bagi orang berdosa untuk mendapatkan pengampunan dari Tuhan. Lalu apakah Tuhan Yesus berdosa sehingga harus menerima baptisan Yohanes. Jawabannya, jelas tidak. Tuhan Yesus menerima baptisan Yohanes bukan karena Dia berdosa, namun hal tersebut dilakukan sebagai pernyataan kesediaan diri Tuhan Yesus dibaptis bersama-sama dengan orang berdosa. Hal tersebut menunjukkan bahwa Allah datang ke dunia menjadi sama dengan manusia dan bersedia bergumul dengan manusia. Kerendahan hati yang membuat Tuhan Yesus berempati kepada manusia berdosa. Oleh karena itu, kerendahan hati juga merupakan panggilan bagi kita orang-orang yang telah diselamatkan-Nya. Dalam kehidupan jemaat, hendaklah jangan ada orang yang memiliki kesombongan.
2. Teladan seorang pemimpin yang sejati
Yohanes Pembaptis dan Tuhan Yesus merupakan teladan pemimpin sejati. Yohanes adalah utusan Allah untuk membuka jalan bagi hadirnya Sang Mesias. Sementara Tuhan Yesus adalah Allah yang menjadi manusia untuk memimpin manusia kepada keselamatan yang sejati. Sebelum Tuhan Yesus dibaptis, Yohanes mengatakan: “Sesudah aku, akan datang ia yang lebih berkuasa daripadaKu. Membungkuk dan membuka tali kasutNya pun aku tidak layak. Aku membaptis dengan air, tetapi Ia akan membaptis kamu dengan Roh Kudus. Yohanes sadar bahwa kepemimpinannya akan usai setelah Tuhan Yesus datang. Dalam peristiwa pembaptisan Tuhan Yesus, Yohanes sadar bahwa yang dinantikan telah tiba. Ia dengan iklas melepaskan kepemimpinan tersebut dan Yesus melanjutkannya dengan benar.
3. Teladan kesiapan seseorang hidup di jalan Allah
Pembaptisan Tuhan Yesus merupakan sarana untuk kesiapan jalan bagi karya Tuhan Yesus di dalam dunia. Panggilan yang sama juga diberikan kepada kita, orang-orang yang telah dibaptiskan. Orang yang telah dibaptis adalah orang yang telah dimeterai untuk ambil bagian dalam perjanjian keselamatan di dalam Tuhan. Sekaligus merupakan tekad untuk hidup seturut dengan kehendak Allah.