Kata “gelap” menunjukkan situasi dimana tidak ada cahaya/terang. “Gelap” juga sering dipakai sebagai kata simbolik, untuk menggambarkan suatu keadaan. Misalnya, kata “gelap mata” atau “gelap hati”. Keadaan Israel di pembuangan dapat digambarkan dengan istilah “gelap hati”. Setelah dapat kembali ke Yerusalem, mereka tetap merasakan gelap hati sehingga menderita, kekurangan, kehilangan semangat da merasa malu.
Dalam keadaan tersebut, mereka dihibur Tuhan dengan kehadiran terang, dimana Tuhan sendiri datang ke Yerusalem sebagai terang yang menyelamatkan. Apa yang dinyatakan tersebut merupakan penggenapan janji Tuhan yang menyatakan bahwa bangsa yang berjalan dalam kegelapan telah melihat terang yang besar; mereka yang diam di negeri kekelaman, atasnya terang telah bersinar. Tuhan menyatakan Terang sebagai kemuliaan dan kehadiran-Nya di tempat kudus-Nya. Israel kembali mendiami negerinya dan bertambah besar. Ketika terang itu nyata, Israel diminta untuk meresponnya dengan bangkit dan memantulkan terang kemuliaan Tuhan yang hadir dalam kehidupan mereka.
Dalam Surat Efesus, kita juga melihat bagaimana rahasia dan karunia Allah dinyatakan kepada Rasul Paulus. Karunia itu ternyata tidak hanya dinyatakan kepada orang-orang Yahudi saja. Orang di luar Yahudi juga turut menjadi ahli waris dalam keselamatan yang dianugerahkan Tuhan dalam Kristus Yesus. Rasul Paulus merasa bahwa dia telah menerima 2 (dua) hak istimewa, yaitu diberi pengetahuan bahwa Allah menghendaki semua orang dipersatukan dalam kasih-Nya dan dipakai untuk menyalurkan anugerah Allah kepada orang-orang di luar Yahudi. Rencana keselamatan bagi semua orang ini, memang sudah sejak semula dinyatakan oleh Allah. Oleh anugerah ini, manusia dipulihkan di hadapan Tuhan untuk dapat kembali menghampiri Allah.
Pernyataan kasih Allah kepada segala bangsa (bangsa non Yahudi) juga dinyatakan melalui cerita tentang orang-orang majus dari Timur. Mereka berangkat dari timur dengan mengikuti bintang terang yang menuntun mereka ke Yerusalem. Orang-orang majus ini sangat bersukacia karena mendapat jalan yang membawa mereka kepada Sang Raja yang dicari. Mereka membawa persembahan berupa emas, kemenyan dan mur.
Hari ini kita memasuki hari raya penampakan Tuhan, dimana kita dapat melihat upaya Allah merangkul manusia untuk merasakan terang kemuliaan-Nya. Allah memakai orang-orang bukan Yahudi agar Israel merasakan kebebasan dan kembali ke kampung halaman untuk membangun hidup. Allah juga menuntun orang-orang majus untuk melihat Terang yang datang dalam diri Tuhan Yesus Kristus. Mereka bersukacita karena melihat Allah yang hadir sebagai Terang bagi manusia. Sukacita akan kehadiran Tuhan ini tentu yang kita rasakan sebagai terang yang sudah kita terima. Oleh karena itu, sudah seharusnya kita menyatakan kemuliaan Tuhan bagi dunia dengan menyibak kegelapan dunia karena terang yang kita bawa.