Bacaan firman Tuhan dalam Matius 16:21-28 diawali dengan pemberitaan Tuhan Yesus kepada para murid-Nya bahwa Dia akan pergi ke Yerusalem untuk menanggung banyak penderitaan, dan dibunuh, tetapi akan bangkit kembali. Berita bahwa Tuhan akan menderita, bahkan mati dibunuh tentu menjadi berita yang sulit untuk diterima oleh para murid. Terlebih mereka baru saja mengenal Tuhan Yesus sebagai Mesias. Mesias bagi mereka adalah tokoh hebat yang akan memimpin orang Yahudi mengusir penjajah. Mereka sedang membayangkan akan segera mendapatkan pertolongan dan kemenangan oleh karena kehadiran Tuhan Yesus sebagai Mesias. Jika Tuhan Yesus menang dan mendapatkan tahta, tentu para murid juga akan kebagian posisi. Motivasi mereka mengikut Tuhan masih didominasi oleh keinginan menjadi hebat dan mendapatkan banyak berkat.
Sekalipun para murid sulit untuk menerima dan memahami berita akan penderitaan dan kematian tersebut, tetapi berita itu harus Tuhan Yesus nyatakan. Tuhan Yesus dengan terus terang menyatakan bahwa Dia rela dan berani masuk ke Yerusalem dan menerima penderitaan bahkan kematian sesuai dengan kehendak Bapa. Tentu saja penderitaan dan kematian itu tetap menjadi hal yang mengerikan bagi Tuhan. Salib yang harus dipikul oleh Tuhan adalah hukuman atas dosa manusia. Salib itu sungguh mengerikan dan menakutkan. Namun Tuhan Yesus mengalahkan segala hal yang menghalangi jalan-Nya untuk menyelesaikan tujuan kedatangan-Nya ke dunia. Iblis memang selalu berusaha membelokkan jalan Tuhan Yesus dari salib. Bahkan Iblis sekarang menggunakan murid Tuhan Yesus, yaitu Petrus untuk menghalangi jalan Tuhan menuju Salib. Petrus merespon berita yang Tuhan nyatakan dengan berkata bahwa dia tidak akan membiarkan semua hal itu terjadi. Namun Tuhan Yesus tidak terjebak dalam godaan Iblis. Tuhan Yesus telah menyangkal diri-Nya, meletakkan kehendak Bapa sebagai prioritas utama daripada semua keinginan diri sendiri. Oleh karena itu, jika memang Bapa menghendaki salib itu Tuhan terima, maka Tuhan tetap harus kesana.
Tuhan Yesus kemudian menyatakan kepada para murid tentang panggilan mereka di dalam Tuhan, yaitu:
Menyangkal diri, artinya selalu menempatkan kehendak Bapa sebagai yang utama.
Memikul salib, berarti bersedia untuk menanggung penderitaan atau melakukan pengorbanan seperti yang telah Tuhan lakukan.
Mengikut Tuhan, berarti berjalan di belakang Tuhan. Yang diikuti, yang dilayani adalah Tuhan, bukan jalan pikirannya sendiri atau tawaran Iblis. Kemewahan, kekuasaan dan kenyamanan hidup sering kali merupakan jalan Iblis yang ditawarkan. Tetapi kita harus bisa menolak untuk mengikutinya.
Menghayati tema “menjadi pengikut Yesus yang Berani” berarti kita harus hidup seperti Tuhan Yesus. Sekalipun ada tantangan, kesulitan, penderitaan, namun tetap mau setia kepada Bapa dan kehendak-Nya. Kita harus berani untuk menyatakan apa yang Tuhan kehendaki dalam kehidupan ini.