Dalam hidup, manusia tidak ingin dan menghindar dari menderita. Namun demikian, kita tahu bahwa penderitaan menjadi bagian kehidupan manusia. Bahkan ada saat dimana penderitaan harus diterima ketika seseorang melakukan kebenaran dan taat kepada apa yang menjadi kehendak Tuhan.

Hari ini, kita menghayati teladan Tuhan Yesus yang siap untuk menempuh jalan penderitaan. Sekalipun Tuhan Yesus adalah Allah, namun demikian Tuhan bersedia menjadi manusia untuk menderita dan mati bagi menebus manusia yang berdosa. Ketika menghadapi ancaman pembunuhan dari Raja Herodes, Tuhan Yesus tidak gentar sedikit pun. Tuhan Yesus merespon ancaman tersebut dengan berfirman: “Pergilah dan katakanlah kepada si serigala itu … (Luk 13:32). Tuhan Yesus tahu apa yang sedang dikerjakanNya. Tuhan Yesus masihh harus berkarya untuk menyembuhkan banyak orang sakit dan kerasukan setan. Tuhan Yesus tahu bahwa Tuhan akan mengakhiri karya-Nya dengan kematian-Nya di Yerusalem. Tuhan tidak berhenti karena takut kepada Herodes. Tuhan Yesus akan menuju kepada penderitaan dan kematian seperti yang sudah dialami oleh Nabi-Nabi Tuhan. Inilah jalan penderitaan yang harus Tuhan Yesus tanggung. Namun demikian, Tuhan Yesus tetap setia melakukan tugas-Nya dengan kerendahan hati. Sekalipun Tuhan Yesus lebih berkuasa dibandingkan dengan Raja Herodes, namun Tuhan tidak menunjukkan kuasa-Nya untuk berbangga, namun justru Tuhan merendahkan diri-Nya untuk tetap menuju kepada penderitaan dan kematian di kayu salib.

Firman Tuhan hari ini mengajarkan kepada kita: Pertama, tentang kesetiaan sekalipun menghadapi penderitaan. Tuhan Yesus setia kepada kehendak Bapa, sekalipun Dia harus berjalan menuju ke Yerusalem untuk menghadapi penderitaan yang sangat mengerikan sampai kematian. Kengerian penderitaan yang akan dialami tentu sudah dapat dibayangkan oleh Tuhan Yesus. Namun Tuhan Yesus terus bertekad untuk menerimanya. Hal ini yang harus selalu kita nyatakan dalam kesetiaan kita mengikut Yesus. Dalam iman, kita bisa saja menghadapi penderitaan. Bisa saja kita berhadapan dengan kebencian, kehilangan karier, kehilangan kesempatan untuk menjadi kaya, dsb. Tuhan Yesus bersedia menderita dan mati untuk kita. Tuhan Yesus memberikan kehidupan kekal untuk kita dengan penderitaan dan kematian-Nya. Oleh karena itu, kita juga akan dikuatkan untuk menghadapi berbagai tantangan dan penderitaan dalam mengikut Yesus ketika kita mengingat kasih Tuhan dan janji-janji yang Tuhan nyatakan dalam kehidupan kita.

Kedua, Tuhan Yesus memberikan teladan-Nya untuk tetap rendah hati. Tuhan Yesus yang penuh kemuliaan dan kuasa rela untuk menjadi hamba bagi menebus manusia berdosa. Tuhan benar-benar mengosongkan diri-Nya untuk setia kepada kehendak Bapa. Sebagai anak-anaknya, selain kesetiaan, kita juga diundang untuk menyatakan hidup dalam kerendahan hati. Tuhan yang adalah Allah saja bersedia menjadi manusia sampai mati di kayu salib. Pengikut Yesus juga mesthinya mampu untuk hidup dalam kerendahan hati.

Leave a Comment

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.