Kasih merupakan kata yang sering kita dengar dan tentu juga kita usahakan untuk kita lakukan dalam kehidupan kita. Pada minggu terakhir di Masa Penghayatan Hidup Berkeluarga ini, kita diundang kembali untuk menghayati kasih dengan tema “Menghidupi Kasih.” Hal yang dapat kita lakukan untuk dapat menghidupi kasih tersebut dapat kita singkat dengan istilah “SIP”, singkatan dari Sadari, Ingat dan Perbuatlah.

Pertama, SADARI terus akan status dan kedudukan kita sebagai umat Tuhan untuk hidup kudus. Kehidupan yang kudus tersebut dapat dinyatakan dalam kehidupan sehari-hari dengan menyatakan kehidupan yang baik terhadap sesama. Umat diingatkan dengan firman: “Janganlah kamu bersumpah dusta demi nama-Ku, supaya engkau jangan melanggar kekudusan nama Allamu, Akulah Tuhan. Janganlah engkau memeras sesamamu manusia dan janganlah engkau merampas; janganlah kau tahan upah seorang pekerja harian sampai besok harinya. Janganlah kau kutuki orang tuli dan di depan orang buta janganlah kau taruh batu sandungan, tetapi engkau harus takut kepada Tuhan Allahmu; Akulah Tuhan. Janganlah kamu berbuat curang dalam peradilan; janganlah engkau membela orang kecil dengan tidak sewajarnya dan janganlah engkau terpengaruh oleh orang-orang besar, tetapi engkau harus mengadili orang sesamamu dengan kebenaran.” (Imamat 19:12-15)

Hal yang kedua adalah INGATLAH bahwa kasih adalah prinsip yang harus terus dipegang dalam menjalani status kita. Perintah kasih di dalam Matius 22:37-40, terutama kasih terhadap Allah sesungguhnya adalah ungkapan pengakuan atau Syema Israel (Ul. 6:5). Dalam tradisi Yahudi, setiap laki-laki dewasa wajib mengucapkan Syema Israel ini setiap hari. Hal itu dimaksudkan sebagai ungkapan pernyataan hati dan sekaligus tekad untuk mengasihi Tuhan. Kasih kepada Tuhan dinyatakan dengan segenap hati, jiwa dan akal budi menunjuk kepada totalitas kita dalam mengasihi Tuhan. Mengasihi Tuhan bukan hanya di dalam hati dan pikiran saja, tetapi dalam kehidupan sehari-hari. Mengasihi Tuhan berarti hidup dekat dengan Tuhan, merasakan kasih Tuhan dan membagikan kasih tersebut dalam tindakan nyata sehari-hari. Mengasihi Tuhan berarti menyerahkan kehendak kita kepada Tuhan dan menaati Tuhan dengan setia. Tuhan Yesus berfirman bahwa Hukum yang pertama tentang kasih kepada Tuhan, sama pentingnya dengan hukum yang kedua yaitu tentang kasih kepada sesama manusia. Mengasihi sesama harus dinyatakan sama seperti ketika kita mengasihi diri sendiri. Kasih kepada sesama itu harus dinyatakan kepada semua orang, tanpa membeda-bedakan.

Hal ketiga yang kita nyatakan dalam menghidupi kasih adalah perbuatlah kasih tersebut secara konsisten. Kita harus terus berusaha menyatakan kasih dalam seluruh kehidupan kita. Memang hal tersebut tidak mudah karena ada godaan-godaan dalam kehidupan yang membuat kita tidak setia kepada Tuhan dan tidak menyatakan kasih dalam kehidupan. Namun kita dikuatkan oleh pemazmur bahwa orang yang berbahagia adalah orang yang kesukaannya adalah Taurat Tuhan dan merenungkannya setiap saat.

Leave a Comment

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.