Penulis Markus mengisahkan bagaimana Yesus paska dibaptis langsung dituntun ke padang gurun. Di sana Kristus berada di tengah-tengah suasana menyenangkan namun juga suasana menegangkan. Ia dilayani malaikat Tuhan namun juga dalam ‘ancaman’ binatang-binatang liar serta godaan Iblis! Yesus berada dalam pergumulan dan perjuangan secara fisik, psikis dan spiritual: antara bertahan dalam integritas atau menyerah kepada rayuan Iblis, antara menikmati layanan malaikat namun sekaligus waspada akan ancaman binatang liar. Iblis, binatang liar dan malaikat sekaligus menjadi tanda simbolik bahwa Yesus berada dalam pusaran ketegangan antara yang baik dan yang jahat!
Jika dalam Matius 4:11 penulis menyatakan bahwa setelah Yesus menang melawan godaan lalu Dia dilayani malaikat maka dalam Markus 1: 13 dijelaskan bahwa godaan dan tantangan maupun layanan malaikat itu berlangsung bersamaan, simultan. Jika kita diminta memilih, mana yang kita pilih? Beralih dari goda menuju kenikmatan atau tetap berada dalam pusaran goda maupun kenikmatan? Tetapi bukankah kedua hal itu terjadi dalam hidup kita? Dan hari ini kita belajar untuk sadar bahwa di sekeliling kita, sepanjang hidup kita, selalu ada goda di samping suka, selalu ada tantangan di samping kenikmatan, selalu ada pilihan untuk memilih kebaikan atau kejahatan!
Keberhasilan Kristus menang atas pencobaan memberi inspirasi kepada kita tentang dua hal penting. Pertama, agar di tengah pusaran kebaikan dan kejahatan, kita dimampukan untuk memilih kebaikan. Bukan semata berdasar hasil akhir yakni sebatas momentum untuk memilih antara hitam atau putih namun juga menggumulinya sebagai sebuah proses yang tiada akhir sepanjang hidup. Dalam proses bergumul inilah kita dituntun oleh Roh Kudus – sebagaimana Kristus juga dituntun Roh Kudus di padang gurun – serta ditopang oleh banyak Saudara yang berada di sekeliling kita – sebagaimana juga Kristus dilayani malaikat-malaikat. Belajar dari Daud, kita senantiasa memohon agar Allah membimbing kita setiap saat sehingga kita dimampukan untuk menempuh jalan kebenaran, jalan integritas laksana Kristus! Inilah yang membawa kita pada praktik kesalehan personal sepanjang hidup!
Kedua, keberhasilan Yesus juga membukakan mata batin kita bahwa Kristus tidak berhenti pada kemenangan personalnya atas godaan namun meneruskannya untuk mendorong umat agar juga merasakan cinta kasih ilahi. Kristus mewartakan kabar gembira akan Kerajaan Allah dan menuntun umat ke dalam pertobatan bersama, pertobatan sosial. Pertobatan ini memberi ruang kepada umat untuk menikmati kebenaran, kedamaian, keadilan, dan kesejahteraan di tengah tekanan dan tantangan kehidupan mereka! Kristus mendorong umat untuk menikmati kebaikan ilahi! Inilah hasrat terkuat dan paling dalam dari hati Kristus! Hal ini juga tampak dalam refleksi penulis 1 Petrus yang menuturkan tentang bagaimana hasrat Allah dalam Kristus akan kebaikan umat tatkala mengunjungi roh-roh orang yang mati di zaman nabi Nuh! Meski ayat ini tidak mudah dimengerti namun spirit kebaikan ilahi kiranya menginspirasi kita untuk meneladani hasrat untuk menorehkan kebaikan! Ya, menang atas godaan membuka gerbang bagi hasrat untuk mencipta kebaikan agar umat turut merasakan cinta ilahi sehingga mereka percaya dan memiliki harapan!
Mari kita cermati Kejadian 9: 13: “Busur-Ku Kutaruh di awan, supaya itu menjadi tanda perjanjian antara Aku dan bumi.” Di sini tampak bagaimana Allah menghargai seluruh alam (termasuk manusia di dalamnya) dan menempatkannya sebagai pusat karya pemulihan.