Sebuah lagu menyatakan demikian: “Sungai sukacita-Mu mengalir dalamku. Anggur sukacita-Mu melimpah dalamku. Ku bernyanyi dan bersuka, puji Hu di setiap waktu, sebab sungai sukacita-Mu ada dalamku. Mengalir bersamamu, bersuka di dalam-Mu, mengikuti-Mu Tuhan dalam kegerakan-Mu. Meyalani-Mu Tuhan, di dalam sukacita-Mu, s’bab hanya Tuhan yang membuat sukacitaku penuh.” Lagu tersebut menyatakan akan melimpahnya sukacita yang dimiliki oleh orang yang percaya kepada Tuhan. Sukacita dimiliki oleh orang yang mau terus mengikut dan melayani Tuhan, karena hanya Tuhanlah yang menjadi sumber sukacita.
Sayangnya, manusia sering terjebak untuk mencari sukacita semu yang ditawarkan oleh dunia ini. Sukacita yang cenderung dihayati sebagai hidup glamour atau pesta pora. Oleh karena itu, segala macam cara dilakukan untuk dapat mencapai sukacita semu tersebut. Bahkan seringkali, manusia menjauh dari Tuhan dan tidak peduli lagi akan sesamanya. Hal yang dipikirkan adalah bagaimana dia bisa meraih sukacita semu tersebut. Oleh karena itulah, manusia terjatuh dalam dosa. Kehidupan di dalam dosa itulah yang membuat manusia justru kehilangan sukacita di dalam kehidupannya. Manusia kehilangan damai sejahtera yang Tuhan sediakan di dalam kehidupannya.
Kehilangan sukacita di dalam kehidupan itulah yang dirasakan oleh umat Tuhan di dalam pembuangan. Umat Tuhan telah meninggalkan Tuhan dan lebih setia kepada allah lain sehingga mereka berada di dalam penderitaan, jauh dari tanah yang Tuhan janjikan. Namun demikian, Tuhan tetap mengasihi mereka. Di dalam kasih itulah, Tuhan tetap menyediakan pengampunan kepada umat-Nya. Bahkan Tuhan memberitakan akan membawa umat-Nya kembali ke tanah yang Dia janjikan. Di tanah itulah, mereka akan hidup penuh berkat yang telah Tuhan sediakan. Maka sudah seharusnya, umat Tuhan selalu hidup dalam sukacita di dalam Tuhan yang selalu menyatakan kasih-Nya.
Syukur oleh karena pertolongan Tuhan juga dinyatakan oleh pemazmur. Dia merasakan bagaimana Tuhan sudah membebaskan dia dari bahaya. Pemamzur menyaksikan kehancuran bagi manusia yang menyandarkan diri sendiri. Pemazmur sungguh bersyukur oleh karena Tuhan menyediakan pengampunan dan pertolongan kepada umat yang mau berserah kepada-Nya.
Rasul Paulus juga menekankan kepada jemaat Tuhan untuk hidup mengandalkan anugerah Tuhan. Tidak ada hal lahiriah yang dapat diandalkan oleh manusia untuk mendapatkan keselamatan atau damai sejahtera di dalam kehidupannya. Anugerah Tuhanlah yang telah membuat dia menjadi ciptaan baru. Barangsiapa menerima Tuhan di dalam kehidupannya, dia akan merasakan sukacita yang sesungguhnya. Sukacita oleh karena memiliki kasih Allah yang senantiasa menyediakan pengampunan dan pertolongan. Sekalipun berbagai macam bahaya bisa mengancam kehidupan ini, anak-anak Tuhan tidak akan takut karena Tuhan yang akan membebaskan mereka. Tuhan Yesus juga mengatakan kepada para murid yang diutus-Nya bahwa barangsiapa menerima Tuhan melalui pemberitaan para murid, mereka akan menerima damai sejahtera.