Ibu Lisa, seorang guru di sebuah sekolah dasar mengakhiri kelasnya dengan mengatakan agar murid-murid selalu belajar karena sewaktu-waktu beliau akan memberikan tes. Pada awalnya, para murid belajar dengan rajin. Namun beberapa waktu berjalan, ternyata Ibu Lisa tidak juga memberikan tes. Ada sebagian murid yang tetap setia belajar. Namun ada juga yang mulai putus asa dan tidak mau belajar dengan berbagai alasan. Ada yang mengatakan: “Ibu Lisa pasti hanya ingin membuat kita belajar sehingga mengatakan kalau akan ada tes sewaktu-waktu.
Itu hanya gertakan saja.” Ada juga yang mengatakan: “Aku belajarnya besok saja daripada sudah susah belajar, ternyata tidak jadi tes.” Suatu hari, Ibu Lisa tiba-tiba mengawali pelajaran dengan memberikan tes kepada para murid. Bagi anak-anak yang selalu belajar, dia akan siap dan bisa mengerjakan soal dengan baik. Namun bagi yang sudah tidak mau belajar, dia pasti akan terkejut dan kebingungan karena tidak siap menghadapi tes.
Sama halnya dengan kesiapan dalam menghadapi ujian yang diberikan tiba-tiba, saat ini kita juga diingatkan untuk selalu siap menghadapi datangnya Hari Tuhan. Dalam firman Tuhan dinyatakan bahwa Hari Tuhan akan datang dengan tiba-tiba. Jika kita siap, maka kita akan menghadapinya dengan tenang. Namun bagi yang tidak siap, dia akan mengalami ketakutan dan kerugian. Hal tersebut dalam Kitab Matius digambarkan dengan 10 orang gadis yang bertugas untuk menyongsong mempelai laki-laki. Menyongsong kedatangan mempelai merupakan hal yang biasa dilakukan setelah semua upacara di keluarga mempelai perempuan selesai, maka mempelai laki-laki akan kembali membawa mempelai perempuan untuk mengadakan pesta. Sepuluh gadis tersebut berangkat dengan membawa pelita yang sama-sama menyala. Namun hanya setengah, yaitu lima gadis yang membawa cadangan minyak dalam buli-buli. Cadangan itu merupakan kesiapan ekstra dari 5 gadis tersebut karena kedatangan mempelai memang tidak bisa diprediksi. Dalam kenyataannya, mempelai tidak segera datang sampai jauh malam. Ketika tengah malam, mempelai datang dengan diawali teriakan agar para penyambut bisa segera mempersiapkan diri. Lima orang gadis yang telah membawa buli-buli berisi minyak dapat segera siap menyongsong mempelai dan bisa ikut masuk ke ruang pesta. Sementara lima gadis yang tidak siap dengan cadangan minyak, harus mencari minyak terlebih dahulu sehingga dia ketinggalan masuk ke ruang pesta.
Waktu-waktu dalam hidup ini merupakan penantian kita akan kedatangan Hari Tuhan. Kesiapan menentukan apakah kita akan menyambut hari itu dengan ketakutan, atau dengan tenang dan bersukacita karena kita akan ambil bagian dalam perjamuan bersama dengan Tuhan. Kesiapan tesebut dinyatakan dengan menjalankan ibadah yang benar, yaitu ibadah yang tidak hanya terbatas pada ritual ibadah, tetapi juga dalam seluruh kehidupan yang baik yaitu kehidupan dalam kasih, kebenaran dan keadilan.