Saudara, Kecenderungan banyak orang beriman berpikir bahwa iman hanyalah urusan nanti (kehidupan setelah kematian) sehingga kebanyakan umat abai terhadap apa yang musti dilakukan di dunia ini. Pada permenungan hari ini kita akan diajak melihat bahwa kehidupan saat ini dan nanti sama pentingnya untuk mempersiapkan diri menerima kedatangan Tuhan Yesus.
di dalam Markus 13:24-37, Yesus menekankan pentingnya sikap waspada dan selalu berjaga-jaga, sebab kita tidak tahu kapan Tuhan datang. Umat harus waspada terhadap situasinya sendiri. Menyongsong masa depan dilakukan dalam sikap cermat, waspada terhadap pelbagai hal.
Ayat 24 tentang hari Tuhan, ditandai dengan peperangan yang juga berarti banyak orang mati. Tetapi, Kita juga diingatkan bahwa gambaran tetap gambaran tidak boleh dibayang-bayangkan sama persis (“plek-jiplek”). Gambaran tetap gambaran tidak boleh secara terburu-buru dimaknai secara harafiah, melainkan kita perlu menghayati detail peristiwa Hari Tuhan sebagai misteri. Pada akhir perikop, penulis Injil kembali menegaskan soal hidup yang waspada dan berjaga-jaga sebab segala sesuatu bisa tiba-tiba terjadi (ayat 33). Kemudian tentang kapan waktunya (ayat 32), Tuhan Yesuspun juga tidak tahu, hanya Bapa yang tahu. Maka mereka-reka meramalkan kedatangan Tuhan sejatinya adalah pekerjaan yang sia-sia.
Pada akhirnya, melalui tulisan Injil kita kali ini kita menangkap dua kecenderungan manusia menanggapi kedatangan Tuhan. Ada sebagian umat yang menanti-nantikan hari Tuhan dengan kegalauan bayang-bayang maut mengerikan, namun ada juga yang menanti-nantikan hari Tuhan dengan sukacita karena bayang-bayang penuh harap bersama Bapa di Sorga. Melalui kisah Injil kiranya menginspirasi kita agar hari demi hari di kehidupan kita dapat diisi dengan pekerjaan-pekerjaan mulia dan berusaha menuntaskannya sebagai persiapan guna berjumpa dengan Sang Raja.
Saudara, Ketika masa kini dan masa yang akan datang sama pentingnya, maka umat Tuhan kembali diingatkan Firman Tuhan agar tidak boleh hanya “termangu-mangu/ragu-ragu” dengan segala kekuatiran akan masa yang akan datang. Kekuatiran itu hanya bisa ditepis tatkala kita di masa kini melakukan sesuatu yang membuahkan buah karya penyelamatan Allah dan usaha ini merupakan sikap berjaga-jaga, bukan membiarkan masa kini berlalu dengan hal-hal yang tidak bermanfaat dan bahkan tidak membuahkan sesuatu.
Kiranya selaku umat Tuhan, kita senantiasa memiliki kesadaran penuh untuk berjaga-jaga bahwa waktunya apapun itu cepat atau lambat pasti akan tiba. Maka segala sesuatu yang kita lakukan di masa kini hendaknya menjadikan seluruh kehidupan kita sebagai persiapan untuk kehidupan masa yang akan datang, meski tak tahu kapan hari Tuhan datang.