Ketika melihat ada seorang ibu jatuh dari sepeda, Angga segera turun dari motornya untuk memberikan pertolongan. Angga mengangkat sepeda ibu tersebut dan membawanya ke tepi. Kemudian, Angga bergegas membantu ibu itu berdiri. Tetapi ketika dia memegang tangan di ibu, dirinya terkejut karena si ibu berkata dengan nada membentak: “Jangan pegang saya. Sudah, ndak usah membantu saya.”

Angga sedikit bingung dengan sikap si ibu. Bukannya berterima kasih dengan pertolongan Angga, si ibu malah membentak Angga. Sekalipun demikian, Angga tetap menunggu untuk memastikan apakah si ibu bisa berdiri kembali.

Mungkin kita juga pernah punya pengalaman, ketika niat baik kita ditolak atau malah dicurigai. Kita bisa saja menjadi marah atau kecewa dengan penolakan tersebut karena merasa tidak dihargai. Bacaan firman Tuhan dalam Markus 6:1-6a menunjukkan bahwa Tuhan Yesus juga mengalami penolakan. Penolakan tersebut justru Tuhan dapatkan dari orang-orang di daerah asal-Nya. Mereka sebelumnya sangat takjub dengan pengajaran Tuhan Yesus yang penuh hikmat. Namun demikian, ketika mereka mengenal Tuhan sebagai tukang kayu dan keluarganya tinggal di tempat itu bersama dengan mereka, mereka menjadi kecewa dan menolak Tuhan. Penolakan tersebut tidak membuat Tuhan Yesus marah, namun Tuhan Yesus prihatin karena dengan menolak Tuhan Yesus, mereka kehilangan kesempatan untuk melihat dan merasakan berkat-berkat Tuhan.

Seperti halnya Tuhan Yesus ditolak dalam pelayanannya, demikian juga para murid bisa ditolak ketika menjalankan perutusan dari Tuhan. Namun demikian, Tuhan Yesus mengingatkan kepada para murid untuk tidak membenci atau memaksa jemaat menerima diri dan pelayanan mereka. Jika memang mereka menolak pelayanan para murid, para murid diperintahkan untuk mencari tempat yang lain. Namun demikian, seperti mereka kehilangan berkat-berkat Tuhan karena menolak Tuhan Yesus, mereka juga akan kehilangan berkat dengan menolak para murid.

Penolakan juga diterima oleh Nabi Yehezkiel ketika diutus Tuhan kepada Bangsa Israel. Namun dalam Yehezkiel 2:1-5, Tuhan memerintahkan agar Nabi Yehezkiel tetap konsisten untuk mengerjakan pewartaannya. Tuhan sangat mengenal tabiat Bangsa Israel sebagai bangsa yang tegar tengkuk, bangsa pemberontak. Namun demikian, apa pun respon Bangsa Israel terhadap pelayanan dan pewartaan Yehezkiel, Yehezkiel tetap diperintahkan untuk melaksanakan tugas agar Israel tahu bahwa ditengah-tengah mereka ada Nabi yang diutus Tuhan. Sekalipun pewartaan kita ditolak, dunia di sekitar kita akan tetap melihat kehadiran kasih Allah. Hal tersebut bisa terjadi asalkan kita sebagai pewarta juga menghidupi apa yang kita wartakan, yaitu kehidupan yang penuh kasih, pengampunan dan perdamaian. Rasul Paulus juga sering menerima penolakan dalam pelayanannya. Namun demikian, Rasul Paulus tidak bersikap reaktif terhadap penolakan tersebut, namun dia berbesar hati dan melakukan refleksi atas pelayanannya. Dia tidak membanggakan pengalaman rohaninya untuk melawan musuh-musuhnya, namun justru membanggakan kelemahan-kelemahannya. Penolakan jangan ditanggapi dengan kemarahan, namun justru menjadi saat bagi kita melakukan introspeksi dan melakukan perbaikan untuk melayani dengan lebih baik lagi.

Leave a Comment

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.