Ada sepasang suami istri sedang rekreasi di danau. Ketika hendak naik ke perahu, seekor buaya melesat ke arah sang istri. Sang suami segera mendorong istrinya dan berjuang melawan buaya sehingga kakinya terluka parah dan akhirnya diamputasi. Peristiwa tersebut membuat sang istri menyadari betapa suaminya sangat mengasihinya sehingga berani berkorban.
Demikian juga sang suami mengerti bahwa istrinya sangat mengasihinya sehingga sekalipun salah satu kakinya telah diamputasi, sang istri tetap menerima dan menyatakan kasihnya. Itulah kekuatan kasih.
Dalam Kitab Yeremia, kita juga melihat bahwa kasih Yeremia kepada Allah dan bangsanya, menolong dia untuk menerima panggilan Tuhan. Memang pada awalnya, Yeremia merasa tidak mampu untuk menerima panggilan Tuhan dalam dirinya. Dia merasa memiliki kekurangan untuk menyatakan firman Tuhan kepada bangsanya. Dia mengatakan “Ah, Tuhan Allah! Sesungguhnya aku tidak pandai berbicara, sebab aku ini masih muda.” Namun Tuhan memastikan bahwa Tuhanlah yang telah membentuk dia, menetapkannya menjadi utusan-Nya sehingga Tuhanlah yang akan menolong, memampukan dan melindunginya.
Sama seperti Yeremia yang merasakan kekurangan dalam dirinya, Daud juga merasakan fisiknya akan semakin melemah dengan bertambahnya usia. Daud bergumul dengan hari tuanya sehingga ia merasa takut dan cemas. Namun dia menyadari bahwa kekuatan itu akan dia dapatkan dengan berserah kepada Tuhan. Daud yakin bahwa Tuhan tetap melawatnya di masa tua sekalipun. Kekuatan yang dapat mengalahkan ketakutan besar hanyalah ketika kita percaya akan kasih Tuhan.
Kita juga belajar dari Tuhan Yesus. Ketika berada di Nasaret, tempat Ia dibesarkan, Tuhan memasuki tempat ibadah pada hari Sabat. Setelah pejabat rumah ibadah menyerahkan bagian Kitab Suci kepada Yesus, Ia membaca dan menjelaskannya. Pada awalnya, orang-orang Nasaret sangat terkesan dan kagum akan segala ucapan dan pengajaran yang diberikan-Nya. Namun reaksi orang-orang berubah menjadi sinis ketika Tuhan Yesus memaparkan mengenai keselamatan yang bersifat universal, dimana keselamatan tidak hanya untuk orang Yahudi. Tuhan Yesus mengambil beberapa contoh untuk menjelaskan bahwa karya keselamatan Allah bersifat universal, yang dinyatakan kepada janda Sarfat dan Naaman, orang Siria. Mereka menjadi contoh bahwa keselamatan terbuka untuk segala bangsa. Penerimaan orang-orang berubah menjadi penolakan. Namun karena kasih Tuhan Yesus kepada Bapa, Ia berani menyatakan kebenaran sekalipun harus ditolak di Nasaret.
Kasih memang memberi kekuatan untuk menjawab panggilan Tuhan dalam kehidupan. Kecintaan kita kepada Tuhan dan jemaat-Nya akan membuat kita tidak bisa tinggal diam melihat gereja membutuhkan kita. Oleh sebab itu, Rasul Paulus dalam 1 Korintus 13:1-13 menekankan tentang karunia kasih. Segala sesuatu, baik itu potensi maupun karunia rohani akan berguna secara maksimal apabila dimanfaatkan berdasarkan kasih. Oleh sebab itu, kasih merupakan karunia yang harus dimiliki oleh setiap orang percaya.