Dalam kehidupannya, manusia tidak terlepas dari penderitaan atau persoalan, baik dalam hal ekonomi, kesehatan, keluarga, maupun pekerjaan. Semua itu disebabkan oleh karena kuasa dosa yang telah menang atas manusia. Oleh karena dosa inilah, manusia tidak berdaya untuk membebaskan dirinya sendiri. Rasul Paulus menghayati hidupnya sebagai manusia celaka, oleh karena dosa. Dia sadar bagaimana kekuatan dosa yang telah membelenggu hidupnya, sebelum dia mengenal Tuhan. Dia tahu akan hal yang baik, tetapi selalu melakukan hal yang tidak baik. Hukum-hukum Tuhan diberikan untuk menuntun hidup manusia agar menemukan kedamaian dalam hidupnya, namun kenyataannya manusia tidak bisa melakukan hukum itu dengan sempurna.
Melihat akan ketidakberdayaan manusia di dalam dosa, Tuhan Allah memberikan pertolongan-Nya. Tuhan hadir dalam kehidupan manusia dalam diri Tuhan Yesus. Tuhan Yesus adalah Mesias yang telah dinubuatkan oleh para nabi, salah satunya oleh Zakharia. Zakharia menyampaikan akan datangnya Mesias dengan menunggang seekor keledai. Gambaran yang sangat kontras dengan gambaran seorang raja. Mesias yang akan datang itu memiliki sifat lemah lembut dan membawa damai, bukan Mesias seperti gambaran manusia yang gagah perkasa dan siap memimpin peperangan. Nubuat ini digenapi dalam diri Tuhan Yesus. Tuhan Yesus menawarkan pertolongan dalam kehidupan manusia yang letih lesu dan berbeban berat. Tuhan Yesus berfirman dalam Matius 11:28: “Marilah kepada-Ku, semua yang letih lesu dan berbeban berat, Aku akan memberi kelegaan kepadamu.” Kedatangan Tuhan Yesus memberikan jalan keluar atas persoalan dosa manusia. Manusia yang letih lesu karena dosa telah dibebaskan. Tuhan Yesus memberikan diri-Nya sendiri untuk keselamatan manusia, agar barangsiapa yang datang atau percaya kepada-Nya mendapatkan kelegaan.
Apakah arti dari kelegaan yang kita dapatkan di dalam Tuhan Yesus? Apakah itu berarti bahwa orang kristen yang sudah percaya kepada Tuhan Yesus kemudian terbebas dari masalah? Kita bisa menghayati bahwa Tuhan tidak menjanjikan hidup yang bebas masalah dan penderitaan. Tuhan Yesus melanjutkan firman-Nya demikian: “Pikullah kuk yang Kupasang dan belajarlah pada-Ku, karena Aku lemah lembut dan rendah hati dan jiwamu akan mendapat ketenangan. Sebab kuk yang Kupasang itu enak dan beban-Ku pun ringan” (Matius 11:29-30). Kuk merupakan beban yang dipasangkan kepada binatang dalam mengerjakan tugasnya. Tuhan Yesus juga telah memikul kuk itu dengan pertolongan dari Bapa. Anak-anak Tuhan juga memiliki kuk (persoalan atau penderitaan) masing-masing. Namun mereka tidak berjalan sendirian, karena mereka memiliki Tuhan yang berjalan bersama dengan mereka. Tuhan Yesus tahu beban dan penderitaan manusia karena Dia pernah menanggung kuk (beban) itu. Tetapi Dia kuat, bersabar, bertahan dan setia sehingga mendapatkan kemenangan. Itulah kelegaan yang didapatkan oleh orang yang mau belajar kepada Tuhan Yesus dalam kehidupan.