Ibrani 10:11-14, 19-25
Saudara,
Berdasar Ibrani 2:3, jelas menunjukan bahwa tulisan ini ditujukan kepada komunitas Kristen yang sudah lama mengenal Kristus. Bahkan disebutkan dari sisi waktu, mereka sudah matang dan “seharusnya menjadi pengajar” (5:12). Sejarah hidup mereka sebagai orang yang percaya kepada Yesus Kristus cukup panjang. Penulis mengajak warga jemaat untuk berefleksi, mengingat masa lalu: setelah menerima Kristus mengalami penderitaan, perjuangan iman yang berat, cercaan, hinaan, baik sebagi pribadi maupun sebagai komunitas Kristen (10:32-33). Meskipun penerima surat belum mengalami penganiayaan “sampai mencucurkan darah” (12:4). Jemaat diajak untuk mengingat teladan iman para pendahulu (13:7), berpegang pada pengharapan, saling memperhatikan, dan terus bertekun dalam persekutuan.
Kitab Ibrani ini ditulis untuk memberikan kekuatan kepada jemaat yang mulai mengalami keraguan terhadap imannya kepada Yesus. Dengan menerima Kristus, mereka merasa kecewa dan kehilangan cara hidupnya, seperti tradisi korban dan persembahan (10:1-18). Banyak orang ingin kembali kepada hidup lama sebagai orang Yahudi. Untuk itulah surat Ibrani ini ditulis, untuk membuktikan bahwa kepercayaan dalam Yesus Kristus jauh lebih agung daripada segala adat dan upacara Yahudi.
Penulis mengingatkan persembahan korban yang dilayankan oleh imam “tiap-tiap hari pelayanannya dan berulang-ulang mempersembahkan korban yang sama, tidak dapat menghapuskan dosa” manusia (Ay. 11). Justru puncak korban persembahan yang dilakukan oleh orang Yahudi berpusat pada diri Yesus, seperti yang tertulis pada ayat 19, “Jadi saudara-saudara, oleh darah Yesus kita sekarang penuh keberanian dapat masuk ke dalam tempat kudus.”
Penulis juga mengajak jemaat Kristen untuk tetap menjalani kehidupan imannya dengan “tulus ikhlas dan keyakinan iman yang teguh” (Ay. 22), tetap berpegang pada pengakuan tentang pengharapan (Ay. 23), dan tetap mewujudkan gaya hidup persekutuan sebagai pengikut Yesus.
Saudara, teruslah percaya, berpegang dan mengandalkan Tuhan dalam setiap perkara, ingatlah bahwa Tuhan selalu menjaga kita dalam setiap waktu. Dia yang telah rela mati untuk kita semua, pastilah juga akan memberkati kita. Amin.