Ketika Yohanes membaptis di Sungai Yordan, datanglah Yesus untuk dibaptiskan. Banyak orang datang kepada Yohanes Pembaptis untuk melakukan pertobatan dan dibaptis supaya mendapat pengampunan dosa. Injil Matius menceritakan keterkejutan Yohanes Pembaptis saat Yesus datang kepadanya dan meminta dibaptiskan. Kepada Yesus, Yohanes mengatakan, “Akulah yang perlu dibaptis oleh-Mu, dan Engkau datang kepadaku.” Rupanya Yohanes sadar diri saat ia berjumpa dengan Sang Mesias.

Baptisan yang disampaikannya kepada banyak orang adalah untuk pengampunan dosa. Yesus bukan pribadi yang berdosa. Perjumpaan dengan Yesus membuat Yohanes merasa tidak layak. Ia seolah mengenal benar siapa Yesus itu. Maka di hadapan Yesus, Yohanes merasa diri sebagai manusia biasa yang memiliki kekurangan dan dosa. Yesus menjawab Yohanes dengan tetap meminta diri dibaptis, sebab melalui baptisan itu kehendak Allah akan digenapi (Mat. 3:15). Sesudah Yesus dibaptiskan, langit terbuka dan Ia melihat Roh Allah seperti burung merpati turun ke atas-Nya. Datangnya Roh Allah merupakan tanda bahwa Ia adalah Mesias. Hadirnya Roh juga menggenapi pernyataan Yohanes yang mengatakan, “Aku membaptis dengan air… Ia akan datang membaptis kamu dengan Roh Kudus dan dengan api” (Mat. 3:11). Air sebagai tanda pembersihan badan, api adalah tanda pembersihan batin, sehingga mereka yang mengalaminya hidup dalam perubahan batin yaitu hidup sesuai kehendak Allah.

Setelah Roh Allah turun ke atas-Nya, di situ terdengar pula suara dari sorga, “Inilah Anak yang Kukasihi, kepada-Nyalah Aku berkenan.” (Mat. 3:17). Kata “Inilah…,” menyatakan bahwa baptisan merupakan perkenalan dan proklamasi Yesus kepada dunia. Yesus dikenalkan sebagai yang dikasihi Allah. Dia Mesias yang datang dengan misi kehambaan. Melalui Dia Allah menyapa dunia agar mengalami kasih-Nya. Gagasan ini sebenarnya telah lama dikumandangkan Alkitab. Yesaya 42 yang ditulis ratusan tahun sebelum peristiwa pembaptisan Yesus, menggambarkan pengalaman anak yang dikasihi Allah yang diutus menjalankan misi Allah. Anak Allah itu mengemban misi kehambaan. Tujuan dari misi kehambaan adalah perubahan kehidupan secara pribadi maupun sosial. Hamba Allah itu hadir bagi semua orang tanpa pandang bulu. Ia mengasihi semua orang karena setiap pribadi berharga di mata-Nya.

Pada Minggu baptisan Yesus ini kita diajak merenungkan baptisan yang sudah kita terima. Baptisan Yesus mengingatkan kita untuk hidup dengan memberi ruang bagi Roh Allah bekerja dalam hidup sehari-hari. Baptisan yang merupakan meterai perjanjian antara manusia dengan Allah membuat kita dekat dengan Dia. Dekat dengan Dia berarti mau mengenal Dia dan mengikut gerakan Roh yang dinyatakan oleh Yesus. Dengan baptisan yang sudah kita terima, kita juga diundang untuk meneladan karya-Nya menjalankan misi kehambaan. Sebagaimana kehadiran Yesus adalah kehadiran untuk banyak, orang, demikian pula yang mesti kita kerjakan saat ini. Dalam bahasa keseharian kita, hal itu disebut dengan pelayanan. Pelayanan dikerjakan karena panggilan untuk terlibat dalam karya Allah.

Leave a Comment

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.