Saudara, Kita tentunya mengetahui dan juga melihat poster-poster ataupun plangkat-plagkat yang menyatakan tentang Persatuan, Serikat, Organisasi, Paguyuban, Persekutuan dan lain sebagainya. Ada banyak hal yang mendasari terciptanya perkumpulan itu, bisa karena kesatuan marga, tempat, ide, hobi, perjuangan dan sebagainya.
Hal ini menunjukan bahwa kita mengakui begitu besar dampak yang akan dirasakan jika kita bersatu. Sebagaimana pribahasa yang mengatakan “Bersatu kita teguh, bercerai kita runtuh”. Maka secara prinsip kita pastinya setuju dan mengakui bahwa kesatuan itu adalah baik adanya.
Namun kenyataan dalam prakteknya, pembentukan kelompok yang mengatasnamakan kesatuan justru memperlihatkan tindakan tidak adanya kesatuan. Dari dalam kelompok itu sendiri bisa timbul konflik yang berdampak sampai keluar kelompok, bisa juga terjadi konflik antar kelompok. Kesatuan yang ada bisa memicu sakit hati, perkelahian, kebencian. Sehingga Kesatuan hanya tinggal nama.
Kedatangan Allah dalam dunia melalui Yesus Kristus memberikan kita pemahaman tentang makna kesatuan yang sejati dari Tuhan. Kedatangan Tuhan Yesus ke dunia bukan untuk mendirikan Agama, Kelompok, Organisasi ataupun Serikat. Bahkan sebaliknya bisa dikatakan bahwa Agama yang telah membunuh Yesus.
Kedatangan Yesus ke dunia justru adalah sebaliknya, bahwa Dia membawa pedang untuk memisahkan kita dari ikatan-ikatan dunia. Dalam arti, kesatuan yang terjadi ditengah-tengah kehidupan kita adalah sungguh baik adanya, namun ketika kesatuan itu diikat atau dicemari keinginan duniawi, maka kesatuan itu hanyalah sekedar nama untuk melaksanakan keinginan duniawi.
Dalam nas Firman Tuhan bagi kita saat ini yaitu injil Yohanes 17:21-26 berbicara tentang kesatuan. Melalui Doa Tuhan Yesus supaya murid-muridNya dan juga orang-orang yang kemudian hari juga menjadi percaya kepadaNya bisa hidup dalam kesatuan. Sebagaimana Bapa dan Anak adalah satu. Dan juga umat yang percaya kepadaNya juga satu dengan Dia yang mengasihi kita.