Saudara yang terkasih, setiap orang yang memulai sesuatu di dalam hidupnya pasti mempunyai harapan yang baik. Contohnya sepasang mempelai yang baru saja diberkati dan diteguhkan di dalam suatu pernikahan pasti mempunyai harapan supaya menjadi keluarga yang langgeng, menjadi keluarga yang berguna bagi orang lain, menjadi orang tua yang bisa mendidik anaknya dengan baik pula atau seorang anak yang baru saja masuk ke dunia sekolah pasti mempunyai harapan menjadi seorang murid yang baik dan berprestasi di sekolahnya. Tetapi jika orang tersebut merasa harapan yang selama ini dia usahakan itu gagal dan bahkan merasa musnah ditengah jalan tentunya bagi orang yang mudah patah semangat akan merasa percuma untuk diteruskan dan sia-sia belaka.
Ini yang dirasakan oleh murid-murid Yesus seperti yang diceritakan di dalam Lukas 24:13-35. kematian Yesus tidak mudah diterima oleh para murid. Mereka putus asa dan kehilangan harapan dan arah hidup. segalanya telah mereka tinggalkan demi mengikuti Yesus, kematian Yesus seakan-akan membuat segala usaha mereka itu terasa sia-sia ini yang disebut “sesuatu yang menghalangi mata mereka” (ay.16). lalu apa yang mereka perbuat? Beberapa diantara mereka memutuskan untuk kembali ke kampung halamannya serta hidup sesuai dengan pekerjaan mereka dulu. Lalu apa yang diperbuat Yesus? Yesus tidak membiarkan keputusasaan para murid itu. Yesus sadar bahwa misi kedatangannya sebagai Mesias yang menyelamatkan manusia dari dosa tidaklah mudah diterima oleh para murid. Pola pikir para murid masih terkungkung dalam cita-cita duniawi yang real, yaitu bebas dari penjajahan (ay.21). (ay.15) Maka Yesus datang memberi peneguhan dan penguatan bahkan secara keras Ia menegur kelambanan hati mereka (ay.25-26) supaya para murid itu tergerakan kembali hatinya untuk meneruskan pelayanan Yesus di dunia.
Saudara, Yesus mengingatkan akan pelayanan-Nya di masa lalu, dan kenangan-kenangan di masa lalu yang bisa membuat “hati kita berkobar-kobar dan tergerak”. Apa yang mau dikatakan dari bacaan ini untuk kita? Coba renungkan kebaikan-kebaikan dan pekerjaan-pekerjaan Tuhan dalam kehidupan kita. Ada banyak pekerjaan Tuhan yang dilakukan dalam kehidupan kita, jangan terus larut dalam kekecewaan, kesedihan dan dukacita karena merasa Tuhan tidak ada di dalam hidup kita. Kuasa Roh Kudus selalu ada di dalam diri kita. Mari kita persilahkan dan memberikan ruang bagi iman kita untuk bekerja. Jika mau untuk merasakan dan mengecap kebaikan-kebaikkan Tuhan yang sudah Ia perlihatkan di dalam hidup kita, kita akan menjadi seperti Pemazmur yang berseru kepada Tuhan “Bagaimana akan kubalas kepada TUHAN segala kebajikan-Nya kepadaku?” (Maz 116:12).
Saudara, jika kita menyerukan “aku adalah pengikut Yesus Kristus” mari kita membuka hati, pikiran, raga kita untuk bersedia digerakkan oleh kuasa Tuhan. Sebagai gembala yang baik, kuasa Tuhan tidak akan menggerakkan domba-dombanya kepada jurang maut yang mencelakakannya, tetapi oleh kuasa Tuhan kita digerakkan menuju kepada hidup yang kekal. Tuhan mengasihi dan memberkati kita sekalian, amin.