Saudara, pada bulan Juli 2017 ini secara khusus kita bersama merenungkan jati diri sebagai komunitas pendidik yang tangguh dan dapat berbuah nyata. Jika kita melihat dari tema 4 minggu lalu yang telah kita terima, kita diajak untuk merenungkan menjadi pendidik kebenaran, menjadi orang-orang yang penuh pengharapan, tanah yang baik menyambut sabda, dan pejuang nilai kebaikkan.

Semua itu harus benar-benar kita renungkan untuk mendasari aksi kita menjadi seorang pendidik. Tetapi, menjadi seorang pendidik tidak boleh hanya memikirkan pihak lain yang dididiknya dan justru melupakan kualitas dirinya sendiri. Pendidik juga harus memperhatikan dasar-dasar pendidikannya sehingga apa yang diberikannya itu dapat menghasilkan buah yang bermanfaat. Sebagai pendidik Kristiani, dasar-dasar itu hanya berasal dari Tuhan semata serta dasar inilah yang dianggap paling berharga.

Dasar pertama (1 Raj. 3:5-12) kerendahan hati untuk meminta hikmat Tuhan dalam hidup kita. Mengenai hal ini bisa kita belajar dari pola pikir Raja Salomo. Allah berbicara “Mintalah apa yang hendak Kuberikan kepadamu” (ay.4)merupakan sebuah kesempatan emas bagi Raja Salomo ketika Tuhan mengatakan seperti itu, secara manusiawi Raja Salomo bisa meminta umur panjang, kekayaan kedagingan, kemakmuran untuk rakyatnya, dll. Namun Raja Salomo begitu rendah hati sehingga Raja Salomo meminta “hati yang faham menimbang perkara untuk menghakimi umat-Mu dengan dapat membedakan antara yang baik dan yang jahat” (ay.9). Raja Salomo meminta hikmat kepada Allah. sebagai seorang pendidik, kita juga harus berhikmat supaya dapat mendidik dengan adil dan benar. Dasar kedua (Maz. 119:129-136) menjadikan Firman Tuhan sebagai sumber dari segalanya. Kita belajar kepada Pemazmur yang merasa bahwa Firman Tuhan memberi terang, memberi pengertian. Betapa Pemazmur sangat membutuhkan Firman Tuhan (ay.131) dan tanpa Firman Tuhan ada penyesalan di dalamnya (ay.136). para pendidik Kristiani dimanapun kita ditempatkan, menjadikan Firman Tuhan sebagai terang dan pelita di dalam menjalani prosesnya menjadi pendidik adalah suatu kemestian

Dasar ketiga (Roma 8: 26-36) menjaga iman, meminta tuntunan Roh Kudus dan tetaplah berpengharapan. Rasul Paulus mengingatkan jemaat di Kota Roma, mereka harus senantiasa menjadi iman, meminta tuntunan Roh Kudus dan tetap berpengharapan di dalam Kristus ketika mereka diperhadapakan oleh berbagai macam tantangan di Kota Roma. Menjadi seorang pendidik menjaga iman, terus meminta tuntunan Roh Kudus dan tetap berpengharapan di dalam Kristus adalah suatu hal yang menjadi dasar bagi dirinya. Dasar keempat (Mat. 13:31-33,44-52) mengupayakan keselamatan dengan berfokus kepada Kerajaan Sorga. Seorang pendidik juga diharapkan bisa membawa dirinya kepada kebaikan-kebaikan yang ditunjukkan untuk semua orang sehingga orang lain dapat merasakan kasih Tuhan serta membawa pengaruh positif dimanapun dia berada.

Saudaraku, sebagai pendidik-pendidik Kristiani yang membawa kebenaran, mari kita saling berproses di dalam tugas kita masing-masing. Selamat menjadi seorang pendidik yang baik dimata Tuhan.

Leave a Comment

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.