Kesombongan merupakan salah satu bahaya yang ada di dalam kehidupan manusia. Rasa ini ada ketika manusia mengandalkan apa yang dimiliki di dalam hidupnya, misalnya jabatan, kekayaan dan kepandaian. Tuhan memanggil umat-Nya untuk bisa mengendalikan kesombongan di dalam kehidupannya. Namun sayangnya, umat Tuhan sering gagal melaksanakan kehendak Tuhan. Hal tersebut juga terjadi di dalam pelayanan para murid Tuhan Yesus. Dalam perjalanan bersama dengan Tuhan, mereka terlibat perdebatan tentang siapa yang terbesar di antara mereka. Padahal baru saja Tuhan mengajarkan tentang penderitaan yang akan dihadapi.
Tuhan baru saja mengajarkan bahwa Dia akan menderita sengsara sampai mati dan bangkit pada hari yang ketiga. Tuhan sedang mengatakan bahwa kedatanganNya sebagai manusia adalah untuk melayani manusia berdosa dengan kematianNya. Tetapi dalam keadaan seperti itu, para murid malah bertengkar tentang siapa yang terbesar diantara mereka. Oleh karena itu, Tuhan mengajarkan hal yang sangat berbeda dengan ajaran dunia ini dengan mengatakan: “Jika seseorang ingin menjadi yang terdahulu, hendaklah ia menjadi yang terakhir dari semuanya dan pelayan dari semuanya.”
Ketika kita memperhatikan kehidupan para murid Tuhan sampai saat ini, kadang kala peristiwa perdebatan para murid masih terjadi. Masih saja para murid Tuhan merasa sebagai yang terbesar sebagai pelayan Tuhan, karena merasa melakukan yang terbaik, terbanyak, dan terhebat. Oleh karena itu, firman Tuhan di Yakobus pun mengingatkan akan bahaya hawa nafsu dunia ini yang mengancam kehidupan umat Tuhan. Para murid Tuhan diingatkan agar waspada terhadap kuasa dari setan-setan yang memakai hawa nafsu kedagingan. Para murid Tuhan hendaknya mengejar hikmat yang dari atas yaitu murni, pendamai, peramah, penurut, penuh belas kasihan dan buah-buah yang baik, tidak memihak dan tidak munafik. Sebaliknya, buanglah segala sesuatu yang datang dari hawa nafsu dunia yaitu iri hati dan mementingkan diri sendiri. Bahkan kadang kala kita sedang menuruti hawa nafsu di dalam ibadah kita. Kadang kala kita berdoa dengan tujuan untuk memuaskan hawa nafsu kita. Ibadah yang nampaknya kita lakukan di dalam kesalehan, ternyata bermotif memuaskan keinginan kedagingan kita. Hari kita kita bersama menghayati firman Tuhan dengan tema: “Beribadah Dalam Kerendahan Diri di Hadapan Tuhan”. Kita ini bukanlah siapa-siapa di hadapan Tuhan.
Tuhan yang adalah Allah, sudah melayani kita dengan mengorbankan diriNya untuk menebus dosa-dosa kita. Apalagi yang bisa kita banggakan di dalam pelayanan kita? Pelayanan adalah ungkapan syukur kita atas kasih Tuhan yang sangat besar. Memiliki hati yang mampu melihat diri sebagai pribadi yang tidak berdaya tanpa kasih Tuhan akan membantu kita untuk mempercayakan pertolongan kita hanya kepada Tuhan. Kehebatan dunia ini tidak akan menakutkan kita, karena Allah yang menolong kita. Perenungan: Bagaimana ibadah yang selama ini kita lakukan kepada Tuhan?