Renungan BHS Indonesia

Dalam hidup, manusia membutuhkan cahaya atau terang agar dapat menjalankan aktfitas sehari-hari dengan baik. Terang membuat kita bisa melihat dengan jelas dan tidak tersandung dalam berjalan. Sebaliknya keadaan gelap adalah keadaan yang membuat tidak nyaman dan aktifitas sehari-hari tidak bisa dilakukan dengan baik.

Istilah “Terang” dan “Gelap”, juga sering dipakai untuk menggambarkan keadaan kehidupan manusia. Kegelapan hidup adalah keadaan dimana manusia merasakan kesedihan, kegagalan, dan keputusasaan. Dalam kegelapan itulah, manusia membutuhkan terang. Manusia membutuhkan pertolongan untuk mengubah keadaan hidupnya, untuk melihat bahwa ada hal baik yang masih bisa mereka harapkan.

Kehidupan umat Tuhan di pembuangan merupakan bagian kehidupan umat yang berada dalam kegelapan. Mereka merasa telah ditinggalkan oleh Tuhan, mereka kalah, merasa terhina, dan hidup mereka hancur sehingga tidak punya pengharapan akan pemulihan. Dalam kegelapan kehidupan umat Tuhan itu, Nabi Yesaya memberitakan hadirnya Terang untuk memberikan semangat dan pengharapan akan pertolongan Tuhan. Umat menerima firman: “Bangkitlah, menjadi teranglah, sebab terangmu datang, dan kemuliaan Tuhan terbit atasmu!” (Yesaya 60:1). Umat Israel tidak hanya dibebaskan tetapi juga dipanggil untuk menjadi terang, memberitakan perbuatan Tuhan dalam hidup mereka (Yesaya 60:6).

Terang juga telah dirasakan dalam kehidupan orang-orang majus yang menemukan Tuhan Yesus. Pada awalnya mereka menerima petunjuk bintang di Timur akan lahirnya seorang raja. Mereka mencari raja orang yahudi dan menemukan Tuhan Yesus. Pertemuan dengan Tuhan Yesus diikuti dengan penyembahan dan pemberian persembahan. Orang majus, biasa dikatakan sebagai orang kafir, namun mereka bisa merasakan kehadiran Sang Terang dalam hidup mereka. Melalui perjumpaaan dengan Tuhan Yesus sebagai Terang Sejati, mereka bersukacita. Dan sukacita itu tidak hanya mereka simpan untuk diri sendiri, tetapi juga mereka bagikan bagi orang lain. Melalui pemberitaan Para Majus, kita semakin mengerti siapa Tuhan Yesus sesungguhnya.

Sama seperti orang majus, Rasul Paulus juga menyaksikan akan pertemuannya dengan Tuhan Yesus yang memberikan terang dan mengubah kehidupannya. Kehidupan yang penuh dengan kebencian dan kekejaman, berubah menjadi kehidupan seorang pelayan Tuhan yang menerima berbagai penderitaan. Sukacita di dalam Terang yang dia terima, tidak pernah hilang dalam berbagai penderitaan hidupnya. Hari ini gereja merayakan minggu epifani, yaitu “penampakan Tuhan”. Siapa sejatinya Tuhan Yesus semakin jelas bagi manusia. Dia sebagai Terang sejati dari Tuhan, yang telah datang bagi manusia. Sebagai anak-anak Tuhan, sudahkah kita merasakan, memiliki, dan memancarkan terang di dalam Tuhan Yesus seperti para majus dan rasul Paulus?

Leave a Comment

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.