Beberapa waktu yang lalu, kita digegerkan oleh berita tentang keajaiban yang dimiliki Taat Pribadi. Pimpinan Padepokan Dimas Kanjeng yang memiliki banyak pengikut termasuk tokoh-tokoh penting di negeri ini, diberitakan memiliki kemampuan menggandakan uang. Menurut banyak ahli, gejala seperti ini muncul dipicu oleh adanya krisis kehidupan. Ekonomi sulit, politik yang tidak menentu, kesenjangan kaya-miskin kian melebar, kekerasan, dan ketidakadilan merajalela. Kondisi semacam itu mendorong orang mencari jalan pemecahan yang tidak benar, seperti menjadi pengikut Padepokan Dimas Kanjeng.

Tindakan mencari pertolongan yang tidak benar itu juga dijalani oleh Ahas, raja Yehuda sebagaimana diwartakan Yesaya 7:10-16. Dalam Yesaya 7:10-16 itu diwartakan pesan Tuhan melalui Yesaya kepada raja Ahas (Raja Yehuda), agar Raja Ahas meminta “suatu pertanda” penyertaan dan pemeliharaan Tuhan atas hidup bangsa Yehuda (Yes. 7:11). Tetapi Ahas menjawab: “Aku tidak mau meminta, aku tidak mau mencobai TUHAN” (Yes. 7:12). Jawaban Ahas ini menunjukkan penolakannya terhadap tawaran penyertaan dan pertolongan Tuhan. Ahas merasa tidak membutuhkan pertolongan dan penyertaan Tuhan. Ahas mempunyai rencana sendiri mengatasi ancaman Asyur dan Efraim, dengan mencari perlindungan politis. Ahas mengirim upeti kepada raja Asyur dan berusaha menjalin persahabatan dengannya (2 Raja 16:5-18).

Mempertimbangkan sikap Ahas yang demikian itu, Tuhan mendesak Ahas dan kita semua yang juga sering berpaling meninggalkan Tuhan, untuk mempertimbangkan lagi tawaran pertolongan dari Tuhan itu. Tuhan tetap memenuhi janji-Nya, dengan tetap memberi tanda akan lahirnya seorang anak dari dinasti Daud. Anak laki-laki itu akan dinamai “Imanuel”  berarti “Allah beserta kita” (Yes. 7:14). Nama ini dimaksudkan untuk meyakinkan Ahas bahwa Tuhan akan melindungi dia dan Yehuda (lihat Yes. 8:8-10; Maz. 46: 5-12). Melalui tanda itu Tuhan juga mengingatkan Ahas bahwa upeti yang mereka kirim itu sebenarnya hanya memberi kelegaan sebentar saja kepada Yehuda dari ancaman Asyur. Sebab tidak lama lagi, Yehuda akan mengalami masa-masa sulit, “sebab sebelum anak itu tahu menolak yang jahat dan memilih yang baik, maka negeri yang kedua rajanya engkau takuti akan ditinggalkan kosong” (Yes. 7:16).

Tanda penyertaan Allah untuk melindungi Ahas dan Yehuda pada waktu itu, juga menjadi tanda kesediaan Allah untuk menyertai kehidupan umat manusia di dunia sampai sekarang ini. Tanda penyertaan Allah yang dijanjikan itu oleh Paulus – dan juga penulis Injil Matius – diyakini telah dipenuhi dan terwujud dalam kelahiran Yesus Kristus ke dunia ini sampai kebangkitan dan kenaikan-Nya ke sorga. Untuk kepentingan pewartaan akan penegasan Allah menyertai manusia di dunia ini, Paulus dipanggil Allah menjadi hamba dan rasul-Nya.  Tugasnya, “menuntun semua bangsa” termasuk kita semua pada zaman ini, “supaya mereka percaya dan taat kepada nama-Nya” (Rm. 1:6 dan 7). Menarik sekali, bahwa para pengikut Yesus di Roma itu disapa sebagai orang-orang kudus milik Kristus (Rm. 1:5). Inilah keyakinan iman Paulus. Kita semua adalah orang-orang yang telah dikuduskan menjadi milik Kristus. Itu sebabnya, pengikut Kristus di Roma dan kita semua pada zaman ini, diundang untuk berani hidup dalam penyertaan Yesus (Rm. 1:7).

Leave a Comment

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.