Bacaan pertama berisi kesaksian Nabi Yesaya mengenai perubahan yang akan dialami oleh Bangsa Israel yang sedang merindukan pembebasan di tengah pembuangan di Babel. Di tengah keprihatinan Israel, Yesaya menyampaikan penghiburan bahwa Tuhan akan menjadikan Israel sebagai terang bagi bangsa-bangsa. Bagaimana mungkin Israel mampu menjadi terang bagi bangsa lain, sedangkan saat itu mereka masih dijajah? Itulah nuansa pengharapan yang ada dalam kabar sukacita dari Nabi Yesaya. Berita ini menegaskan bahwa Tuhan sanggup membebaskan Israel. Sekalipun Israel “dihina”, “dijijikkan” dan menjadi “hamba” atas bangsa-bangsa lain (ay. 7). Yesaya mengatakan bahwa raja-raja akan melihat perbuatan Tuhan dan para pembesar akan sujud menyembah Tuhan. Israel akan mengalami pemulihan, dari keadaan yang dipermalukan menjadi keadaan yang dipermuliakan. Semua itu terjadi karena Tuhan yang setia yang menolong Israel. Maka umat diajak untuk setia mengarahkan hati kepada Tuhan, bukan mencari keselamatan dari yang lain. Umat diajak untuk mengalami perjumpaan dengan Tuhan.
Contoh perubahan hidup ada dalam kehidupan jemaat di Korintus yang dilayani oleh Rasul Paulus. Bacaan kedua menggambarkan betapa Paulus bersyukur karena jemaat Korintus menjadi kaya dalam segala hal, sesuai dengan kesaksian Kristus yang diteguhkan di antara mereka. Di sini kita melihat bahwa kesaksian mengenai Kristus, iman kepada Kristus, juga telah membawa dampak yang nyata dalam kehidupan jemaat. Selain itu, Allah akan setia meneguhkan jemaat di Korintus dalam kesetiaan iman mereka.
Contoh kedua adalah apa yang dialami Andreas, yang mengikut Yesus berkat kesaksian Yohanes Pembaptis, yang juga telah menerima kesaksian dari Allah sendiri melalui Roh-Nya. Menariknya, Andreas yang telah mendengar kesaksian tentang Yesus akhirnya berjumpa dengan Yesus sendiri, mengenal sendiri, mengalami perjumpaan setelah tinggal bersama Yesus. Mengapa Andreas mau mengalami perjumpaan yang lebih mendalam? Nampaknya, Andreas tidak hanya ingin mengenal Yesus dari apa kata orang, dari kesaksian orang lain. Andreas merasa bahwa dirinya harus mengalami dan mengenal sendiri siapa Yesus. Kemauannya mengenal Yesus lebih dekat dipicu oleh pertanyaan reflektif dari Yesus yang ditujukan kepadanya, “Apakah yang kamu cari?” Di titik itu, Andreas merasa perlu terus meneguhkan dan menumbuhkan pengenalannya tentang Yesus. Maka ia memilih untuk tinggal bersama Yesus. Sampai Andreas sendiri memiliki pengakuan bahwa Yesus adalah Mesias. Pengenalan dan penghayatannya itu dibagikan oleh Andreas kepada Simon. Setelah Simon berjumpa sendiri dengan Yesus, ia pun mengalami perubahan hidup, ditandai dengan pemberian nama baru baginya: Kefas (Bahasa Ibrani), yang berarti “batu karang” (sama dengan nama ‘Petrus” dalam bhasa Yunani). Di sini kita menyaksikan bahwa keaksian tentang Yesus dialami secara berantai: Allah memberi kesaksian kepada Yohanes, Yohanes memberi kesaksian kepada Andreas, lalu Andreas memberi kesaksian kepada Simon.