Kejadian 1:1-2:4a ini menuturkan kepada kita karya Allah dalam menciptakan, mengatur, dan memelihara alam semesta dan manusia. Sebelum manusia diciptakan, Allah terlebih dahulu mencipta, mengatur, dan memelihara sarana yang diperlukan bagi manusia untuk tinggal dan melangsungkan kehidupannya (Kejadian 1:1-25).

Baru setelah semua yang dibutuhkan manusia tersedia, Allah menciptakan manusia (Kejadian 1:26-28).
Manusia yang diciptakan oleh Allah itu disebut sebagai “gambar dan rupa Kita”. Ungkapan “gambar dan rupa Kita” ini pertama-tama tidak untuk menunjukkan kedudukan manusia di hadapan ciptaan lainnya. Ungkapan “gambar dan rupa Kita” itu justru menunjuk pada peran manusia sebagai mitra Allah dalam mengatur dan memelihara alam semesta, “… supaya mereka berkuasa atas ikan-ikan di laut dan burung-burung di udara dan atas ternak dan atas seluruh bumi dan atas segala binatang melata yang merayap di bumi.” (Kejadian 1:26). Kerelaan Allah melibatkan manusia menjadi mitra-Nya itu Allah lakukan demi kesejahteraan hidup seluruh ciptaan, “… segala yang dijadikan-Nya itu, sungguh amat baik.” (Kejadian 1:31).
Kerelaan Allah melibatkan manusia sebagai mitra-Nya, juga Ia jamin dengan kesediaan-Nya hadir dan menyertai manusia. Kehadiran dan penyertaan-Nya itu diungkapkan dalam kalimat “… Roh Allah melayang-layang di atas permukaan air…” (Kejadian 1:1). Roh Allah yang adalah kuasa-Nya, melesat turun ke bumi seperti burung rajawali yang melayang turun menangkap anaknya yang sedang belajar terbang. Ia hadir dan menyertai seluruh ciptaan-Nya dengan kuasa-Nya. Kehadiran dan penyertaan-Nya Ia tegaskan dengan “… Allah memberkati mereka…” agar manusia dapat mengemban perannya dengan baik (Kejadian 1:28).

Allah yang rela hadir dan menyertai umat-Nya itu oleh pemazmur juga dihayati sebagai Allah yang memperlakukan manusia secara istimewa:“… Engkau telah membuatnya hampir sama seperti Allah, dan telah memahkotainya dengan kemuliaan dan hormat…” (Mazmur 8:6). Allah yang menyertai dan memperlakukan manusia secara istimewa inilah yang dikagumi oleh pemazmur. Kekagumannya itu ia abadikan dalam madah (kata-kata pujian) dalam Mazmur 8.

Janji penyertaan yang Yesus nyatakan sejak kehadiran-Nya di dunia ini (Matius 1:23), pada saat pelayanan-Nya di dunia bersama para murid (Matius 18:20), serta pada akhir pelayanan-Nya (Matius 28:20), meneguhkan bahwa kehadiran Tuhan Yesus ke dunia ini menjadi tanda penyertaan-Nya atas para pengikut-Nya. Janji “Aku akan menyertai engkau” dalam Perjanjian Lama menjadi janji bantuan dan pertolongan yang bergaung terus antara lain dalam Keluaran 3:12, Yosua 1:5, Yesaya 41:10, Yesaya 43:5, Hagai 1:13, sampai kini dan nanti pada akhir zaman:“… Dan ketahuilah, Aku menyertai kamu senantiasa sampai kepada akhir zaman…” (Matius 28:20).

Leave a Comment

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.