Saudara-saudaraku yang terkasih di dalam Tuhan, pada minggu Pra-Paska III ini kita bersama-sama diajak untuk merenungkan kasih Tuhan akan membawa kita kepada pembaharuan hidup dan akhirnya hidup kita ada di dalam kebenaran di dalam Tuhan.

Setiap diantara kita mungkin pernah merasakan tertolak, kesepian, dijauhi orang lain, atau diperhadapkan dengan berbagai macam masalah yang selalu datang silih berganti dan itu tidak pernah kita inginkan, dan yang membuat semakin berat lagi kita harus menghadapi masalah itu sendirian tanpa ada yang peduli, ada kalanya kita tidak lagi bisa berpikir jernih untuk mencari jalan keluar, dan bahkan menyalahkan Tuhan atas keadaan hidup kita seperti bangsa Israel yang merasa “adakah TUHAN ditengah-tengah kita atau tidak?” (Keluaran 17:1-7). Saudara, saya mengajak mari kita tanamkan di dalam hati “aku tidak pernah sendirian, karena Tuhan selalu ada disampingku” kalimat ini akan menguatkan ketika kita dihadapkan dengan situasi yang telah digambarkan diatas. Kabar gembira bagi kita, Tuhan tidak hanya ada disamping kita, tetapi juga Ia juga bersedia mengulurkan tanganNya serta menyapa terlebih dahulu untuk membantu permasalahan kita. Hari ini kita diingatkan oleh sebuah kisah yang tertulis dalam Yohanes 4:1-42. Disana kita bisa melihat sebuah kisah perjumpaan Yesus dengan perempuan Samaria di pinggir sumur. Tepat tengah hari di saat terik-teriknya, Yesus duduk melepas lelah di pinggir sebuah sumur. Pada saat itu datanglah seorang perempuan Samaria.

Ada beberapa hal yang perlu untuk kita perhatikan di dalam sosok perempuan Samaria ini. Pertama, Menyandang status sebagai orang Samaria pada masa itu tidaklah terpandang di mata orang Yahudi. Kedua, ia adalah seorang perempuan. Dalam status budaya saat itu perempuan bukanlah ditempatkan diposisi utama. Pria memiliki status yang lebih tinggi dari perempuan pada saat itu.  Ketiga, kita bisa melihat bahwa perempuan Samaria ini adalah orang yang sudah gagal dalam urusan cinta. Keempat, hal ini rasanya cukup menjadi alasan bagi bangsa Yahudi untuk tidak mempedulikannya. Tapi Yesus tidaklah demikian, Yesus memilih masuk ke dalam kehidupannya. Yesus bersikap pro-aktif dan mengambil inisiatif untuk membuka percakapan terlebih dahulu kepada perempuan itu. Akhirnya Yesus dapat mengubah pola pikir, hati dan hidup perempuan samaria itu. Percakapan Yesus ini jelas menghasilkan sesuatu yang positif bagi perempuan samaria ini, antara lain: 1) Memperkenalkan Allah yang benar dan manusia harus menyembah Allah dalam Roh dan Kebenaran. 2) Membawa wanita itu kepada keselamatan, air hidup, dan tentang hidup yang kekal. 3) Membawa perubahan hidup yang besar bagi wanita itu. Meninggalkan tempayannya, dan memberitakan tentang Yesus kepada orang-orang yang mencibirnya. 4) Banyak orang percaya melalui kesaksian wanita itu.

Saudara, Jika hari ini ada diantara anda yang mengalami situasi tertolak, merasa gagal, rendah, dan merasa menghadapi semua itu sendirian seperti perempuan Samaria itu, ingatlah bahwa Tuhan sudah mengetok pintu hati anda dan mengatakan bahwa Dia tidak pernah membiarkan anda melalui itu sendirian. Tuhan bersikap Pro-aktif karena Tuhan mengasihi saudara. Selamat beraktivitas, Tuhan menyertai kita.

Leave a Comment

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.