Fakta yang terjadi di dalam lingkup hidup orang-orang Kristen, banyak orang Kristen yang turut terlibat dalam pelayanan di dalam kehidupan bergereja, berkeluarga dan bermasyarakat secara luas dengan cara mereka masing-masing. Ini adalah berita yang bagus! Sebagai seorang pelayan Kristus yang baik kita harus senantiasa mengingatkan kebenaran yang telah kita terima dan membagikannya kepada saudara-saudara kita siapapun itu.

Bagaimana bisa memberi, berbagi dan menjadi penyalur berkat Tuhan untuk orang lain jika kita sendiri tidak memiliki sesuatu secara materi? Untuk membuat orang lain merasa bahagia tidak harus melalui materi, kita bisa memberikan perhatian, ucapan terima kasih, pujian atas pekerjaan baik, meluangkan waktu untuk mendengar, mencurahkan pikiran dan tenaga yang nampaknya itu juga bisa membuat orang lain tersenyum dan merasa terberkati oleh kehadiran kita. Yang terpenting dari pemberian kita adalah apa motivasi kita melayani dan berbagi? Melayani atau berbagi tentunya tidak bisa dipisahkan oleh dari sikap hati si pelayan, tentunya masalah hati adalah yang terpenting bagi Tuhan, artinya Tuhan selalu melihat motivasi apa dibalik semua tindakan kita sehingga dapat dikatakan sebagai pelayan Tuhan yang benar.

Menjadi seorang pemimpin yang melayani tentunya bukan suatu perkara yang mudah. Banyak sekali godaan-godaan yang datang menghampiri untuk membuat diri kita menjadi seorang pemimpin yang bisa dikatakan gagal di dalam hal berpelayanan. Godaan itu bisa datang dari luar “ekstern” atau dari dalam diri kita “intern”. Godaan dari luar bisa berwujud materi atau uang, kenyataan yang terjadi di dalam kehidupan berpelayanan, banyak hamba Tuhan yang mematok harga yang tinggi supaya dirinya mau terlibat di dalam pelayanan bagi sesamanya. Dari contoh ini kita dapat mengetahui bahwa hamba Tuhan tersebut memilih siapa yang akan dilayani, dan mungkin hanya memilih “kalangan atas” yang berduit saja, apakah seperti ini yang dicontohkan oleh Yesus Kristus? Tidak! Yesus menghendaki bahwa di dalam hal berpelayanan hendaklah kita jangan memilih siapa yang akan dilayani, dan bahkan Yesus sendiri lebih memilih orang-orang hina menjadi perumpamaan diri-Nya. Pada ayat 45 Yesus berkata: “…sesungguhnya segala sesuatu yang tidak kamu lakukan untuk salah seorang dari yang paling hina ini, kamu tidak melakukannya juga untuk Aku”.

Dari perkataan Yesus ini jelas, bahwa Yesus mengajarkan supaya di dalam berpelayanan hendaklah dapat menjangkau siapapun tanpa terkecuali dan tidak ada sekat pemisah antara kaum kaya atau kaum kurang mampu. Tentunya bagi kita yang senantiasa melayani tanpa memandang strata sosial akan ada hidup kekal yang telah dijanjikan Tuhan Yesus bagi kita “…tetapi orang benar ke dalam hidup yang kekal”.

Saudaraku yang terkasih, marilah kita bersama-sama berusaha untuk menjadi seorang pelayanan yang benar di mata Tuhan Allah. Kalau Yesus sudah mengidentifikasikan diri-Nya dengan mereka yang miskin dan terhina, siapakah kita yang merasa terlalu tinggi untuk melayani mereka? Kalau kita merasa seperti itu, jangan-jangan kita belum menjadi milik Kristus, sehingga kita tidak memiliki hati Kristus yang penuh kasih. marilah kita renungkan bersama, selamat melayani dan Tuhan memberkati kita semua.

Leave a Comment

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.