Orang Kristen yang sejati tidak identik dengan orang yang pandai berkhotbah, memiliki jam terbang pelayanan yang padat, memiliki karunia-karunia luar biasa, pandai di dalam ilmu pengetahuan, ataupun memiliki jabatan yang tinggi di dalam pekerjaannya, melainkan seseorang yang di dalam dirinya ada kasih Kristus yang dinyatakan melalui perkataan dan perbuatan dalam kehidupan sehari-hari. Artinya orang tersebut benar-benar meneladani Kristus dalam hidupnya. Tentunya agar ini bisa diwujudkan, orang Kristen harus melekatkan ajaran-ajaran Tuhan di dalam seluruh aspek hidupnya.
Melekatkan diri kepada Tuhan artinya kita juga melekatkan diri kepada firman-Nya. Kita bisa melihat dari kisah bangsa Israel di dalam Ulangan 30:15-20. Memasuki kehidupan yang baru sebagai bangsa yang merdeka, bangsa Israel-pun mulai menata hidup mereka. Di bawah kepemimpinan Allah melalui Musa, bangsa Israel dituntun untuk semakin melekatkan diri mereka kepada Tuhan. Musa menginginkan supaya bangsa Israel mengerti bagaimana mereka dapat menjalani hidup sebagai bangsa pilihan Allah. Dalam perjalanannya memang tidak mudah bagi bangsa Israel untuk melakukan perintah Allah ini, tetapi Musa tetap meminta supaya bangsa Israel tetap menjaga kesetiaan dengan cara menjaga kesetiaan. Musa memberikan perintah di dalam ayat 16 “…aku memerintahkan kepadamu untuk mengasihi TUHAN, Allahmu, dengan hidup menurut jalan yang ditunjukkan-Nya dan berpegang teguh pada perintah, ketetapan, dan peraturan-Nya…” adapun ganjaran yang akan diperoleh oleh bangsa Israel ada di dalam kata-kata selanjutnya “….supaya engkau hidup dan bertambah banyak dan diberkati TUHAN, Allahmu, di negeri kemana engkau masuk untuk mendudukinya”.
Ganjaran lain yang akan kita terima jika kita setia kepada perintah Tuhan dan melekatkan diri kepada Tuhan, dengan jelas di tulis oleh pemazmur di dalam kitab Mazmur 119:1-8, dimana akan ada kebahagiaan yang akan Tuhan berikan. Pengakuan dari pemazmur di dalam ayat 8 “Aku akan berpegang pada ketetapan-ketetapan-Mu, janganlah tinggalkan aku sama sekali” , haruslah kita akui juga dalam hidup kita. Di dalam menjaga kesetiaan kita kepada Tuhan, walaupun proses yang harus kita terima terkadang berat, melalui Roh Kudus kita akan dimampukan dan pasti akan ada sesuatu yang baik dari Tuhan untuk kita.
Perintah Tuhan bukanlah hanya sebuah hafalan. Perintah Tuhan haruslah dipahami dengan benar sehingga bisa menuntun pengkit Kristus pada keputusan pilihan yang benar. Pesan inilah yang ingin disampaikan oleh Yesus di Matius 5:21-37, bahwa kehadiran-Nya bukan meniadakan hukum taurat atau kitab para nabi tetapi untuk menggenapinya (5:17). Melalui ajaran yang dikatakan-Nya di depan banyak orang Yahudi, Yesus ingin membuka pikiran mereka dan mengajak mereka untuk merenungkan ajaran yang sudah mereka dapatkan. Misalnya pemahaman mengenai pembunuhan, perzinahan, perceraian, ataupun sumpah. Bagi Yesus, memahami dan menelaah kembali perintah yang diberikan oleh Allah dapat membuat mereka menjadi bijaksana.mari kita menjadi Orang Kristen yang sejati dengan mengingat, merenungkan, memahami ajaran Allah dan hidup melekatkan diri pada Allah akan membawa kita kepada kebahagian hidup.