Firman Tuhan hari ini mengajak kita untuk bersukacita dan berbahagia karena Yesus Kristus sungguh akan datang. Ia sudah datang 2000-an tahun yang lalu untuk memenuhi janji Allah yang telah dinubuatkan oleh para nabi! Dia pun pasti akan datang kembali, baik dalam kehidupan masa kini dalam pergumulan kehidupan kita, maupun kelak ketika Ia datang menjadi hakim bagi dunia ini. Oleh karena itu, penantian kita akan kedatangan-Nya di Minggu Advent ke-3 ini adalah “Penantian dalam Kepastian”. Penantian yang menimbulkan harap dan sukacita.

Hal pertama yang mesthi kita perhatikan agar kita dapat merasakan bahagia dan sukacita adalah tidak menolak Tuhan dan janji-Nya karena Janji Tuhan itu Pasti. Dari Kitab Yesaya 35:1-10 kita diajak untuk tidak menolak Tuhan dan janji-Nya. Ajakan ini juga disampaikan oleh Nabi Yesaya kepada Bangsa Yehuda yang sedang mengalami keadaan kritis. Nabi Yesaya mengingatkan umat kepada Allah yang setia, yang tidak pernah lupa pada janji-Nya. Bahwa mereka adalah umat milik Allah yang telah diikat oleh Allah dengan janji penyertaan-Nya. Melalui Nabi Yesaya, Allah berjanji untuk memulihkan keadaan umat. Pemulihan ini terjadi jikalau umat mau berpaling dari diri sendiri dan dari Bangsa Mesir yang mereka andalkan dan percaya, untuk kembali berpaling dan percaya kepada Allah. Nabi Yesaya mengatakan: …”Allahmu akan datang dengan pembalasan … Ia sendiri datang menyelamatkan kamu.” (Yesaya 35:4)

Hal kedua yang mesthi kita lakukan agar kita bisa berbahagia dan bersukacita adalah tidak menolak teladan Kristus dan para nabi. Sebagaimana para nabi, kita juga diciptakan segambar dan serupa dengan Allah. Kita diberi kuasa karunia ilahi. Bahkan oleh pengorbanan Kristus, kita diberi karunia Roh Kudus yang akan menuntun dan menolong kita. Hal ketiga adalah tidak menolak karya Kristus dalam hidup kita. Dialog antara Yesus dan para murid Yohanes menunjukkan kepada kita bahwa pekerjaan-pekerjaan yang Yesus lakukan, seperti orang buta melihat, orang lumpuh berjalan, dsb., hanyalah “tanda”. Dia adalah Allah yang berkuasa. Dia sungguh-sungguh Mesias seperti yang dipikirkan oleh Yohanes Pembaptis. Para murid Yohanes dan kita diajak untuk tidak melulu melihat dan hanya terpaku pada pekerjaan-pekerjaan yang spektakuler seperti itu. Namun kita diajak untuk melihat pribadi Ilahi yang mengerjakan-Nya. Allah berkarya dalam segala sesuatu untuk mendatangkan kebaikan bagi orang-orang yang mengasihi-Nya. Kejelian melihat “karya Tuhan” dalam segala keadaan hidup kita akan menjadikan kita menemukan maksud baik Tuhan dalam hidup kita dan orang-orang di sekitar kita.

Leave a Comment

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.