“Aja gumunan” merupakan nasihat Orang Jawa tentang pandangan hidup kearifan. Melalui ajaran tersebut, manusia diingatkan untuk tidak cepat terpesona dengan apa yang dilihat oleh mata. Sesuatu yang terlihat mempesona tidak jarang menjerumuskan manusia.Selainitu, “aja gumunan” juga mengajarkan untuk bisa mengendalikan hasrat dan keinginan. Manusia harus diingatkan supaya eling lan waspada, sadar dan berhati-hati. Terpesona terhadap kemegahan yang terlihat oleh mata juga pernah dialami oleh Tuhan Yesus: “Guru, lihatlah betapa kokohnya batu-batu itu dan betapa megahnya gedung-gedung itu” (Mrk 13:1).
Rupanya, struktur bangunan yang terlihat kokoh dan megah lebih menghanyutkan hati mereka dari pada ajaran tentang Bait Allah sebagai rumah doa. Terhadap kekaguman itu, Tuhan Yesus memberikan tanggapan dengan mengatakan: “Kaulihat gedung-gedung yang indah ini? Tidak satu batu pun akan dibiarkan terletak di atas batu yang lain, semuanya akan diruntuhkan.” (Mrk 13:2) Bukan padahal yang tampak di depan mata, Tuhan Yesus melihat jauh kedepan. Tuhan Yesus melihat akan ada penghancuran bangunan yang megah. Gambaran batu-batu yang berserakan sebenarnya adalah jiwa-jiwa manusia yang berharga dalam pandangan-Nya. Sebagai batu penjuru, Tuhan Yesus sangat tahu bahwa semua batu harus berporos pada-Nya. Tidak ada satu batupun dibiarkan terletak di atas batu yang lain. Inilah suasana awal penderitaan-Nya.Juga tentang akhir zaman seperti yang diserukan para nabi terdahulu. Untuk mengantisipasi akhir zaman, sikap waspada dan berjaga-jaga menjadi sangat penting karena akan datang si penyesat yang mengajarkan ajaran sesat mengatas namakan Sang Mesias.
Jauh sebelum Tuhan Yesus menyampaikan mengenai akhir zaman, Daniel telah menerima penglihatan mengenainya. Dalam penglihatan itu, ia mendapat gambaran mengenai yang akan terjadi dalam kehidupan umat. Penderitaan dan malapetaka akan memporak-porandakan kehidupan umat. Hal seperti itu belum pernah terjadi. Malapetaka yang disertai penganiayaan itu menjadi sejarah yang paling buruk.Masa itu disebut sebagai masa kesusahan bagi Yakub, seperti yang dinubuatkan: “Hai, alangkah hebatnya hari itu, tiada taranya; itulah waktu kesusahan bagi Yakub, tetapi ia akan diselamatkan dari padanya” (Yer 30:7).
Menurut pemazmur, kalau ingin selamat dan berbahagia, manusiaharusberusahadengansungguh-sungguhmencari Allah, bersekutudengan-Nya.SebabhanyaDialah Allah, seperti yang diserukan pemazmur: “Aku berkata kepada Tuhan: “Engkaulah Tuhanku, tidak ada yang baik bagiku selain Engkau (ayat 2). Pernyataannya yang menyebut “Engkaulah Tuhan” menjelaskan bahwa Allah adalah penguasa di dalam kehidupan sehari-hari.Pemazmur sangat yakin bahwa dalam hidup dan segala situasi, Allah menjadi penjamin atas segala kebutuhan yang ia perlukan. Dirinya tidak akan diserahkan kedalam dunia orang mati, melainkan senantiasa mendapatkan jalan dan kehidupan yang kekal. Oleh karena itu, hendaklah kita tekun bersekutu dengan Tuhan dalam menantikan kedatangan Hari Tuhan. Sambutlah kedatangan Hari Tuhan dengan membangun persekutuan yang saling memperhatikan dan mendorong di dalam kasih.