Pada Bulan Agustus 2016 ini, Bangsa kita memperingati Hari Kemerdekaan yang ke-71. Saat ini, kita sudah tidak lagi dijajah oleh Bangsa lain. Kita bisa menentukan sendiri bagaimana kehidupan kita dan nasib kita ke depan. Kemerdekaan yang dimiliki ini seharusnya diterima dan dihayati oleh seluruh warga negara ini dengan kehidupan yang positif. Kehidupan yang positif akan membawa kehidupan bangsa yang lebih baik. Sayangnya, setelah lepas dari penjajahan bangsa lain, kita masih juga hidup di dalam penjajahan dalam bentuk yang lain. Kehidupan kita tidak juga membaik karena masih adanya belenggu-belenggu yang mengikat bangsa ini. Ada orang-orang yang tega menyengsarakan bangsanya sendiri dengan melakukan korupsi. Ada anak-anak muda yang masih terbelenggu narkoba dan pergaulan bebas. Dan kita masih menemukan berbagai macam kejahatan lain yang menunjukkan betapa tidak bijaksananya bangsa ini mengisi kemerdekaan.
Dalam kehidupan kita sebagai orang beriman, kita juga diingatkan bahwa kita adalah orang-orang yang merdeka. Kemerdekaan ini kita dapatkan di dalam iman kita kepada Tuhan, sehingga membebaskan kita dari belenggu dosa. Oleh karena itu, orang percaya juga diundang untuk menyatakan kehidupan sebagai orang yang telah merdeka dari dosa. Tantangan kehidupan ini memang beraneka ragam. Kadang kala sulit untuk menyatakan kehidupan yang seturut dengan kehendak Tuhan. Namun demikian, kita harus terus berusaha sampai kita dapat mencapai kesempurnaan keselamatan di dalam iman. Ibarat orang berlomba, kita harus terus berusaha untuk menjadi pemenang dengan mengarahkan pandangan dan usaha kita kepada garis akhir. Demikian juga dalam menjalani kehidupan, kita juga diundang untuk terus memandang kepada pengharapan hidup sejati yang disediakan Tuhan bagi kita. Memang dalam meraih hal tersebut, kita bisa menerima penderitaan, ditolak oleh orang-orang yang dekat dengan kita, atau kehilangan kesempatan hidup nyaman. Tetapi jangan sampai kebahagiaan semu dan sementara di dunia ini, membuat kita kehilangan kebahagiaan sejati yang telah Tuhan sediakan.
Dalam kehidupan orang beriman, Tuhan selalu menegaskan bahwa Tuhan adalah hakim yang adil. Dia tidak memihak kepada orang yang kuat atau yang kaya saja. Tuhan justru membela orang-orang yang lemah, anak-anak yatim, orang sengsara dan kekurangan. Manusia sering kali dibutakan dan disesatkan dengan tipuan-tipuan dunia ini. Manusia sering mudah mengikuti kata-kata penuh tipuan yang disampaikan oleh nabi-nabi palsu. Ketika masih memiliki kekuatan, kesehatan, kekayaan, dan kehebatan, manusia cenderung mengandalkan dirinya sendiri dan melupakan Tuhan. Mereka baru sadar akan pertolongan Tuhan ketika berada dalam penderitaan. Hal tersebut menjadi sikap yang harus diwaspadai agar jangan sampai kita terpuruk lagi di dalam belenggu dosa. Sebagai orang merdeka, kita harus hidup dengan bijaksana. Bijaksana dalam mendengar, menimbang dan memutuskan segala sesuatu di dalam kehidupan. Dengan demikian, kita bisa selalu mengarahkan kehidupan kita hanya untuk melakukan kehendak Tuhan. Orang yang menjadi pemenang, akan mendapatkan hadiahnya.