(Yohanes 3:1-17)
Dalam percakapan Tuhan Yesus dengan Nikodemus yang merupakan pemimpin agama Yahudi, pemahaman orang Yahudi untuk mencapai keselamatan adalah dengan jalan berusaha melalui dirinya sendiri. Peranan usaha manusia mendapatkan tempat yang dominan dalam rangka mencapai kerajaan Allah itu. Sehingga seorang Yahudi berjuang melakukan peraturan, hukum dan perbuatan baik agar pada saatnya mendapatkan upah yang sepadan dengan ketaatan melakukan itu semua. Dengan demikian terbebas dari hukuman yang membinasakan.
Konsep yang diajarkan Tuhan Yesus bahwa upaya mencapai kerajaan Allah yaitu dengan jalan bukan sekedar melalui usaha manusia. Namun lebih daripada itu, kerajaan Allah hanya bisa dicapai dengan kasih karunia Allah. Dengan demikian, konsep yang mengandalkan kemampuan manusia disempurnakan dengan kemampuan mengandalkan-Nya. Manusia dipanggil Tuhan untuk senantiasa mengandalkan Tuhan dalam hidupnya. Kita tidak akan mampu berjuang sendiri, manusia bergantung pada Tuhan. Ya! Manusia butuh Tuhan. Dalam Yesaya manusia yang berdosa itu bisa dikuduskan oleh karena Tuhan yang menguduskannya (Yesaya 6:7).
Oleh karena manusia membutuhkan Tuhan, Allah dengan kasih-Nya berinisiatif mengasihi manusia. Kasih Allah tersebut dinyatakan dalam bentuk Allah mengutus anak-Nya ke dalam dunia. Dimana pada hakekatnya Allah itu Mahatinggi, ketika dalam kisah Taurat Musa, Allah ditinggikan. Maka dalam Injil Yohanes pun ingin ditegaskan Allah yang Mahatinggi tersebut berkenan menjadi hina di kayu salib untuk menyatakan kasih-Nya yaitu menyelamatkan manusia dari dosa. Karena begitu besar kasih Allah akan dunia ini, sehingga Ia telah mengaruniakan Anak-Nya yang tunggal, supaya setiap orang yang percaya kepada-Nya tidak binasa, melainkan beroleh hidup yang kekal (Yoh 3:16). Dengan demikian dapat dipahami bahwa keselamatan dan kerajaan Allah bukan sekedar usaha manusia namun merupakan inisiatif dari Allah sendiri.
Kita sebagai manusia, perlu menyadari bahwa kita layak mendapatkan hukuman atas dosa dan kenajisan yang telah kita perbuat. Namun kita juga perlu menyadari bahwa Allah Bapa Sang Mahakasih adalah Tuhan yang tidak rela kita sebagai anak-anak-Nya mengalami hukuman. Allah Bapa dengan kasih-Nya mengutus anak-Nya yaitu Yesus Kristus untuk menebus dosa manusia. Bahkan melalui karya Roh Kudus, Ia memanggil umat yang dikasihi-Nya untuk hidup dalam Roh. Agar manusia tidak terjebak pada kehidupan yang terikat dengan daging, tetapi hidup yang mampu menderita bersama-Nya agar pada saatnya kelak kita dimuliakan bersama Kristus.