Renungan BHS Indonesia

Markus 1:29-39

Injil Markus yang bersama-sama kita terima ini, menceritakan bahwa Yesus bergerak dengan cepat dalam melakukan mujizat satu ke mujizat lainnya. Kunjungan Yesus kepada ibu mertua Simon yang sakit (29-31), kemudian menyembuhkan dengan jamahan tangannya, menjadi tanda bahwa kuasa Kerajaan Allah hadir dalam diri Yesus. Palayanan dan mujizat Yesus tidak berakhir pada hari itu. Selanjutnya pada ayat 32-34, Yesus diperhadapkan pada semua orang yang menderita sakit dan yang kerasukan setan. Mereka semua disembuhkanNya.
Setelah penyembuhan itu para pembaca Injil Markus mendengar ungkapan yang mengherankan: tidak memperbolehkan setan-setan itu berbicara sebab mereka (setan-setan) mengenal siapa Dia (ay. 34). Injil Markus nampaknya menekankan kerahasiaan akan jati diri Yesus sebagai Mesias, Injil Markus berharap agar pembacanya (orang Kristen) akan menerima jati diri Yesus yang sesungguhnya sesuai dengan kehendak-Nya, dalam konteks seluruh hidup dan pengutusan-Nya. Orang-orang Kristen bebas untuk mewartakan Yesus sebagai Mesias dan Tuhan mereka, hanya bila mereka menerima jalan penderitaan bersama dengan karya-karyaNya yang sungguh ajaib.

Kemudian pada ayat 35-39, Yesus bangun pagi-pagi benar dan berangkat ke padang gurun sendirian untuk berdoa (ay. 35) karena Ia tahu bahwa orang banyak mencariNya hanya karena mukjizat – mukjizatNya. Mereka telah salah paham tentang kehadiran Yesus ditengah-tengah mereka, sehingga Yesus pergi ke desa-desa tetangga untuk melanjutkan pelayananNya berkotbah dan menyembuhkan orang di seluruh Galilea (ay 39). Simon sendiri tidak dapat menahan-Nya dan juga tidak memahami kemana jalan yang akan dituju Yesus. Apa yang dilakukan oleh Yesus ini adalah hal yang luar biasa, seakan-akan Dia tidak merasakan letih, lesu dan semangat untuk melaksanakan tugas panggilanNya sungguh luar biasa!

Saudara, Sekarang ini sebagai gereja atau persekutuan orang percaya yang dipanggil oleh Kasih Allah dalam Yesus Kristus, marilah kita reintrospeksi diri dan pelayanan kita. Jikalau pribadi atau sebagai persekutuan/gereja kita mengalami dinamika kehidupan apakah itu pergumulan dan permasalahan hidup yang berat, tantangan yang belum sedikitpun nampak solusinya, ataupun kita diberkati dan diberi kelimpahan; ingatlah untuk tetap setia dalam panggilan orang yang beriman pada Allah. Yesus adalah contoh yang sangat amat baik di dalam kita menjalani tugas panggilan kita sebagai anak-anakNya yang diberkati. Kiranya Roh Kudus memampukan kita semua. Amin.

Leave a Comment

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.