Dalam rangka melaksanakan semangat yang menyala dalam hatinya untuk membunuh dan menganiaya pengikut Yesus, Saulus pergi dari Yerusalem ke Damsyik. Dalam perjalanannya itu, Saulus perjumpa dengan Yesus. Bahkan dapat dikatakan, Saulus ditundukkan dan ditangkap oleh Tuhan Yesus. Saulus diubah dan diperbaharui oleh Tuhan Yesus. Perubahan itu membuat Saulus bukan saja mengurungkan niat dan ambisinya untuk memusnahkan para pengikut Kristus, tetapi juga menyediakan diri untuk dibaptis dan menjadi pewarta Injil (ayat 18,20).
Ternyata tidak hanya Saulus yang berubah. Ananias, salah seorang pengikut Kristus yang berada di Damsyik, juga mengalami perubahan besar dalam dirinya. Ketika Tuhan memberitahukan kepada Ananias untuk menjumpai Saulus, dia menolak. Ananias menolak karena, menurutnya, Saulus adalah seorang penjahat yang telah mendatangkan penderitaan bagi para pengikut Kristus. Namun setelah mendengar perkataan Tuhan, Ananias berubah dari menolak Saulus, menjadi menerima, datang dan menghampiri bahkan menyebut Saulus dengan sapaan yang melegakan: ”Saulus saudaraku” (ayat 17).
Luar biasa perubahan itu! Apa yang membuat perubahan itu terjadi? Kasih. Kasih Tuhan kepada Saulus memampukan Saulus mengubah jalan hidupnya. Dia, yang awalnya sangat membenci Yesus dan para pengikut-Nya, berubah menjadi seorang pewarta yang begitu setia. Ananias yang telah merasakan kasih Tuhan juga diubah dari pribadi yang keras menjadi lembut dan mampu menerima Saulus sebagai saudara dan rekan sepelayanannya. Luar biasa perubahan yang terjadi pada diri orang-orang yang mau merasakan kasih Tuhan dalam kehidupannya.
Perubahan besar juga terjadi pada Para murid yang semalaman mencari ikan namun tidak mendapatkan apa-apa (Yohanes 21:1-19). Tuhan, melalui perintah-Nya untuk kembali menebarkan jala, mendatangkan semangat dalam diri para murid untuk berkarya. Perintah itu memberi semangat baru kepada murid-murid yang telah semalaman mencari ikan tapi tidak berhasil. Mujizat pun terjadi. Jala mereka penuh dengan ikan, bahkan sungguh amat banyak sampai sulit menariknya. Kehadiran Yesus tepat waktu. Dia datang dengan kasih yang memberi kekuatan untuk mencoba lagi setelah mengalami kegagalan. Kasih dan kehadiran Yesus berdampak nyata dan membawa perubahan, bahkan mengubah segalanya.
Pemazmur juga telah merasakan kasih dan cinta Tuhan dalam kehidupannya sehingga mengumandangkan pujian syukur. Setiap umat, yang telah merasakan Kasih Allah, dipanggil agar senantiasa bersyukur kepada Tuhan, sebab Dialah Allah yang murah hati. Hal ini tampak dalam Mazmur 30:5-6. Kebaikan dan kemurahan hati Allah adalah sumber kekuatan umat. Kita, manusia, dapat melanjutkan hidup karena kasih karunia Allah. Tanpa kemurahan Allah, mustahil kita bisa hidup. Inilah yang diyakini oleh pemazmur sehingga pemazmur hanya mau bergantung kepada Tuhan yang sanggup meluputkan dia dari maut (Mazmur 30 : 7-8). Pemazmur senantiasa bersyukur atas hikmat dan kebaikan Tuhan yang tak pernah berkesudahan (ayat 5-6). Pemazmur bertekad mempersembahkan hidupnya kepada Tuhan (ayat 5) dan pemazmur berkomitmen untuk memuliakan Tuhan selama-lamanya.