Yohanes 20:29-31

Di jaman modern ini, sosial media merupakan hal yang terus melekat dalam kehidupan kita. Ketika kita berselancar dalam sosial media kadang kita membaca berita ataupun informasi yang menarik dan kemudian kita membagikan/share/retweet hal tersebut. Nampak sederhana kita percaya terhadap berita tersebut kemudian bersaksi atas berita tersebut agar orang lain juga percaya dengan apa yang berita itu sampaikan dan kadang kita tidak berusaha mencari kebenarannya terlebih dahulu.

Namun dalam bacaan Firman Tuhan hari ini kita belajar dari sosok Tomas yang nampaknya ragu mengenai berita kebangkitan Yesus dan seakan bersikap dramatis dengan mengatakan bahwa ia tidak akan percaya terhadap berita tersebut sampai ia bisa melihat dan meraba bekas penyaliban Tuhan Yesus dengan kedua tangan serta matanya sendiri, dan ingin mengkonfirmasi berita itu. Hal tersebut tidak sepenuhnya salah. Tomas mengajarkan kepada kita tidak ada yang salah untuk melibatkan logika kita terhadap persoalan iman kepercayaan kita. Karena sejatinya iman itu berpikir. Namun Tomas kemudian mendapati bukti atas keraguannya tersebut ia melihat dengan kedua matanya, bahkan menyentuh Yesus yang telah bangkit itu. Tidak ada lagi keraguan dalam hati Tomas, sehingga ia mendeklarasikan kepercayaannya atas kebangkitan dan kuasa Tuhan Yesus tersebut.

Bagi Tomas, iman harus dapat dipegang dengan tangan, dilihat dengan mata, dirasakan dengan panca indra; rasional dan bisa dimengerti oleh akal. Tetapi, sebenarnya iman berada di atas akal, walaupun tidak bertentangan dengan akal. Percaya kepada sesuatu tidak harus selalu bisa dilihat, dipegang dan dirasa. Tuhan Yesus melayani Tomas secara khusus, baik karena keperluan Tomas, maupun supaya suatu kebenaran yang penting dapat disampaikan kepada kita. Namun yang menjadi pertanyaan bagi kita semua bagaimana dengan orang yang tidak pernah melihat Tuhan Yesus?. Sebuah berkat diucapkan atas orang-orang yang berani mengambil langkah iman semacam itu (ayat 29) Kata Yesus kepadanya: “Karena engkau telah melihat Aku, maka engkau percaya. Berbahagialah mereka yang tidak melihat, namun percaya.”

Iman percaya terhadap siapa itu Kristus, dan apa yang sudah Ia perbuat merupakan pondasi hidup orang Kristen, namun jangan sampai berhenti hanya pada kata percaya saja, mari kita sebagai orang yang sudah percaya tersebut naik level yang lebih tinggi dengan mulai bersaksi atas apa yang kita percaya kepada orang lain yang masih belum percaya dengan menceritakan kebaikan Tuhan yang kita alami, menceritakan pertolongan dan pemeliharaan Tuhan yang terus kita rasakan pada kondisi-kondisi yang sulit pada saat ini dengan satu tujuan agar nama Tuhan Yesus dipermuliakan melalui kesaksian kita. Amin. Tuhan Yesus Memberkati.

Leave a Comment

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.