Setiap orang atau makhluk hidup pasti memiliki identitas atau jati diri yang membuatnya dengan mudah dikenal. Salah satu identitas yang melekat pada diri seseorang adalah nama.
Bahkan dalam konteks tertentu, asal seseorang dapat diketahui dari namanya. Identitas atas jati diri itu juga yang ditekankan Yesus kepada murid-murid-Nya.
Diceritakan di dalam Injil Yohanes 13:31-35, setelah Yudas pergi, Yesus tahu bahwa peristiwa-peristiwa sengsara akan segera dialami-Nya. Jika kita melihat sengsara yang kita alami sebagai sesuatu yang tidak punya arti positif, tidak bagi Yesus. Melalui sengsara, Yesus dan Bapa akan dimuliakan (31,32). Yesus dimuliakan, karena sengsara yang dialami-Nya merupakan wujud nyata dari kasih-Nya yang besar kepada kita manusia yang berdosa.
Kasih itu juga ditekankan Yesus kepada murid-murid-Nya ketika Ia menyadari kebersamaan-Nya dengan mereka akan segara berakhir. Kepada para murid, Yesus memberi perintah baru yaitu: “kamu harus saling mengasihi” (34). Perintah ini sebenarnya bukanlah suatu perintah yang sama sekali baru. Penekanan baru disini lebih ditujukan pada tindakan kasih yang dicontohkan Yesus kepada murid-murid-Nya. Artinya kasih yang dicontohkan Yesus menjadi dasar dari tindakan kita yang saling mengasihi. Sebagai perintah, saling mengasihi menjadi suatu keharusan atau kewajiban bahkan menjadi identitas bagi kita yang percaya.
Gereja Kristus adalah gereja yang hidup dalam kasih. Bukan gereja yang di dalamnya saling menjatuhkan, memfitnah, egois, dan ingin menang sendiri. Yesus menghendaki agar kasih yang berdasar pada kasih-Nya harus selalu ada dan tersedia dalam hidup orang percaya. Kasih yang dimaksud adalah kasih yang berakar dari penyangkalan diri dan rasa syukur kepada Yesus Kristus.
Saudara, memang apapun yang ada di dunia ini ada batasnya, seperti hidup manusia, bangunan, alat transportasi, makanan, dll. Semua tidak akan bertahan lama karena ada masanya berlalu. Manusia berlomba mencari dengan segala cara untuk mendapatkan hal yang sementara waktu ini. Tetapi kasih adalah hal yang tidak bisa habis, dapat bertahan lama dan kekal adanya. Hal inilah yang harus dimiliki dan diupayakan oleh semua orang.
Saling mengasihi adalah identitas yang melekat dalam diri setiap orang percaya. Karena itu mari kita bangun hidup persekutuan kita dengan semangat saling mengasihi. Semua itu kita lakukan sebagai kesaksian, agar orang di sekitar atau orang yang kita jumpai tahu bahwa kita diajar oleh Yesus yang sebagai Tuhan dan Juru Selamat.