Dalam kehidupan sehari-hari tak jarang manusia mengalami ketegangan, baik dengan dirinya sendiri, dengan orang lain, maupun dengan Tuhan. Ketegangan biasa terjadi karena kegagalan membangun relasi. Ketegangan antara manusia dengan Tuhan seringkali dirasakan karena manusia mengalami kegagalan dalam memahami karya Tuhan dalam hidupnya.

Situasi ini kerap membuat manusia kehilangan motivasi mengucap syukur atas segala berkat Tuhan. Akibatnya, manusia cenderung mengklaim diri sebagai yang paling benar dan sanggup mengorbankan kehidupan orang lain demi apa yang dipahami. Di lain sisi manusia bersikap pragmatis, yaitu tidak setia akan perintah Tuhan karena lebih memikirkan dan melakukan sesuatu yang berorientasi pada kefanaan semata.

Perjumpaan dengan Kristus dalam kehidupan sehari-hari diharapkan mampu mengubah arah hidup dan memberikan solusi untuk ketegangan-ketegangan relasi itu. Dampak selanjutnya adalah perubahan arah kehidupan yang terbuka untuk menerima perbedaan, kesetiaan akan tugas panggilan dalam mewartakan damai sejahtera, kebergantungan akan pertolongan dan berkat Tuhan serta bersyukur atasnya. Untuk itu semua diperlukan kepekaan dan keterbukaan atas karya Tuhan.

Di dalam Injil Yohanes 21:1-19, berbicara tentang perjumpaan Petrus dengan Yesus yang bangkit. Perjumpaan itu berisikan narasi yang sangat indah. Yesus memberikan kesempatan kepada Petrus untuk mengungkapkan penyesalan akan penyangkalannya melalui kasih, suatu hal yang indah untuk pemulihan hubungan atau relasi dengan Yesus sesudah melakukan dosa. Penyangkalan Petrus sebanyak tiga kali diimbangi dengan tiga kali pernyataan kasihnya. Kisah ini mengajak kita memerhatikan bagaimana peranan Petrus sebagai gembala dikaitkan dengan kasih dan bagaimana Petrus menyerahkan hidupnya untuk memuliakan Tuhan, seperti yang sudah Yesus teladankan.

Saudara, Peristiwa perjumpaan antara Yesus dan Petrus itu juga mengajak kita belajar bagaimana sebuah pengampunan itu ternyata bukan sekedar memberi maaf kemudian masalah selesai dan tidak ada urusan lagi, atau bahkan maaf yang disertai dengan “ancaman” jangan sampai diulangi lagi. Pengampunan adalah sebuah tindakan yang mengarahkan, membimbing dan memberi kesempatan, sehingga seseorang yang bersalah akhirnya bisa menemukan nilai positif dalam dirinya untuk berkarya dan siap dipakai Tuhan dalam kehidupannya. Demikian juga yang terjadi pada Saulus dan Petrus. Alkitab menceritakan bagaimana kesetiaan Petrus, Paulus dan murid yang lain dalam menjalankan misi dan perutusan dari Yesus. Semuanya berawal dari mana? Semua berwal dari perjumpaan yang mengampuni secara nyata!

Leave a Comment

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.