Henri Nouwen, dalam bukunya: “Making All Thing New: An Invitation to The Spiritual Life”, mengatakan salah satu karakteristik yang paling jelas dalam hidup manusia modern adalah “sibuk”. Hidup penuh dengan hal yang harus dikerjakan, orang yang harus ditemui, proyek yang harus diselesaikan, target yang harus dicapai, surat yang harus ditulis, janji yang harus ditepati, WA yang harus dibalas, dsb. Kesibukan juga semakin bertambah karena adanya rasa tidak puas. Manusia semakin diburu dengan pekerjaan dan hal-hal yang ingin diraih dalam kehidupan. Manusia semakin memusatkan diri pada kebutuhan hidupnya yang semakin banyak, sehingga lupa untuk peduli kepada sesama. Manusia lupa untuk mengarahkan dirinya kepada pemikiran yang mendalam tentang asal dan tujuan hidup. Orang semakin menjauh dari Tuhan. Manusia lupa untuk membangun kehidupan bersama seperti yang digambarkan dalam Lukas 3:10-14, yaitu mewujudkan keadilan, damai dan sukacita bersama.
Yohanes memanggil semua orang untuk bertobat. Artinya, orang diajak memutar haluan hidupnya dari fokus kepada pemenuhan segala keinginannya, ke arah hidup yang mengarah pada perjalanan pembaharuan, yaitu ke Kerajaan Allah. Baptisan Yohanes adalah tindakan ritual yang mengungkapkan kesediaan setiap orang untuk bergabung dengan gerakan pembaharuan tersebut. Ini menuntut sikap batiniah pertobatan yang tanpa itu tidak ada pengampunan. Pertobatan berarti mengubah hidup ke arah yang lebih baik atau lebih berkenan kepada Tuhan. Dalam Lukas 3:10-11, Yohanes menyatakan bahwa bertobat berarti menyatakan hidup dalam kasih, mau berbagi berkat dengan orang yang membutuhkan. Sementara dalam Yohanes 3:12-14, Yohanes menyatakan kepada para pemungut cukai dan prajurit bahwa bertobat berarti melakukan tugas atau pekerjaan dengan jujur dan benar. Pemungut cukai yang sering menagih lebih dari yang seharusnya diperintahkan untuk tidak menagih lebih dari yang ditentukan. Sementara para prajurit diminta untuk bisa mencukupkan diri dengan gajinya, tidak menggunakan kekuasaan untuk memeras orang lain.
Masa Adven merupakan masa dimana kita menghayati bahwa hidup ini merupakan masa penantian akan kedatangan Tuhan. Ketika Tuhan datang, biarlah segala sesuatu yang ada dalam kehidupan kita menyatakan sikap siap untuk menyambut kedatanganNya. Tuhan memanggil kita agar ketika Dia datang, kita kedapatan sebagai umat Tuhan yang suci dan tidak bercacat. Tuhan tidak menghendaki ibadah yang penuh dengan kepura-puraan. Tuhan tidak menghendaki ibadah yang hanya merupakan kedok, sementara hidup sehari-hari masih dari kehendak Tuhan. Tuhan memanggil kita untuk menyatakan pertobatan dalam kehidupan yang nyata.
Jemaat Tuhan saat ini disegarkan akan panggilan untuk menyatakan hidup bersama dalam pertobatan. Inilah masa dimana kita kembali melihat hidup kita. Apakah sebagai jemaat Tuhan, kita sudah menyatakan kesiapan untuk menyambut kedatangannya. Waktunya kita melihat hidup kita dan menyatakan kehidupan yang lebih baik, yang mendatangkan berkat bagi sesama.